top of page

Musik Gerejawi (3)


Zaman terus berkembang demikian pula praktik kebudayaan bangsa Israel. Situasi geo-politis yang terus berubah turut mempengaruhi gerak kebudayaan bangsa Israel. Penghancuran Bait Allah secara total pada tahun 70 Masehi oleh pasukan Romawi dibawah pemerintahan Kaisar Titus, merupakan salah satu peristiwa yang membawa dampak perubahan yang besar. Penghancuran tersebut mengakibatkan bangsa Israel kehilangan pusat ritual dan keagaaman melainkan sekaligus pusat kebudayaan. Suku Lewi yang bertanggung jawab terhadap musik serta peribadahan terpaksa harus mengungsi serta hidup berdiaspora. Pusat peribadahan bangsa Israel kini terpencar di berbagai Sinagoge, setiap Sinagoge hadir dengan keterbatasan termasuk dalam penggunaan instrumen musik di ibadah. Menurut Hindley Geoffrey dalam bukunya Larousse Encyclopedia Of Music, pada masa inilah mulai banyak bermunculan syair-syair yang bernada keluhan sekaligus pengharapan sesuai dengan peristiwa yang bangsa Israel alami.


Perjanjian baru yang dituliskan jauh sesudah peristiwa runtuhnya bait Allah merfleksikan sebuah tradisi nyanyian serta peribadahan yang sudah lebih maju. Peribadahan jemaat Kristen awal yang pada awalnya mengadaptasi cara peribadahan orang Yahudi di sinagoge perlahan-lahan mulai menampakkan ciri khasnya tersendiri. Nyanyian pujian Maria, Nyanyian pujian Maria, dan bagian doksologi pada teks Doa Bapa kami merupakan beberapa syair pujian yang diperkirakan digunakan dalam peribadahan Kristen awal. Tercatat pula dalam Kisah Para Rasul 16:25, mengenai Paulus dan Silas yang menyatakan puji-pujian kepada Allah di penjara. Peristiwa tersebut paling tidak merefleksikan sebuah teologi tertentu tentang puji-pujian.


Sebagian besar dari tradisi-tradisi peribadahan kuno tersebut ternyata masih kita warisi hingga sekarang. Penggunaan teks lagu singkat secara berbalas-balasan ketika votum dan salam, pujian ‘haleluya’ yang dinyanyikan ketika selesainya pembacaan Firman, hingga kepada pendarasan Mazmur. Keberagaman pemanfaatan musik serta seni dalam peribadahan pun terus mengalami perkembangan. Tiap tradisi gereja memiliki cara tersendiri dalam pemanfaatan musik di peribadahan. Edisi binawarga mendatang akan membahas perbedaan tersebut, terkhusus perkembangan musik gerejawi di era modern.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page