top of page

TUMBUH SEHAT


Kalau kita punya anak bayi, kita mengenal “skedul” pertumbuhannya: umur sekian bulan miring, sekian bulan tengkurap, “mbrangkang”, duduk, berdiri, jalan, dan bicara, dst. Meski cuma perkiraan pada umumnya, tapi orang akan menilai suatu gejala dengan: “belum waktunya” atau “sudah waktunya”. Kalau seorang anak bayi berumur 2 tahun belum bisa berjalan atau bicara, orang mengatakan “sudah waktunya” atau “terlambat”. Kalau anak umur 13 tahun sudah ngebet pacaran, orang tuanya mengatakannya : ”belum waktunya”.



Pernahkah kita menerapkan pola pemahaman itu untuk pertumbuhan iman dan pelayanan? Kalau seorang berumur 30 tahun misalnya, tetapi belum menunjukkan kesediaan atau kemauan untuk melayani, apakah orang mengatakan “sudah waktunya” atau bahkan “sudah terlambat”?


Dalam Alkitab dijelaskan, para imam memulai pelayanan mereka pada umur 30 tahun (Bil.4:3). Yusuf mulai melayani Firaun pada usia 30 tahun (Kej. 41:46). Daud berumur 30 tahun ketika ia mulai memerintah atas Yehuda. Rupanya umur 30 tahun merupakan umur yang pantas bagi seseorang untuk memulai tugas-tugas yang penting dalam hidup seseorang dalam budaya Yahudi, khususnya bagi pelayanan bagi orang banyak dan kepemimpinan. Tampaknya Yesus-pun mulai muncul di depan publik untuk mengajar dan melayani pada usia sekitar 30 tahun.


Kalau kita mengandaikan umur itu sebagai umur yang pantas secara umum untuk memulai tugas penting dalam pelayanan, maka pastilah sebelumnya orang harus mempersiapkan diri, sebab tidak ada pemimpin dan pelayan yang “tiba-tiba mampu”. Jadi sebelum umur itu, seharusnya orang sudah memulai masa-masa persiapan, pengenalan, pemahaman, kesadaran, kemampuan, ketrampilan, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung pelayanan dan kepemimpinan yang akan dikerjakannya.


Tahun 2018 sudah hampir berakhir. Berapa usia Anda sekarang ? Apakah Anda juga mengikuti “tahap-tahap” untuk “tengkurap-mbrangkang-duduk-jalan -bicara...dst...dan...melayani? Janganlah kita mengalaml “keterlambatan pertumbuhan” dalam hidup kita. Memang, iman setiap orang tidaklah muncul dengan tiba-tiba dan tidak pula tiba-tiba menjadi kuat. Iman memerlukan proses (kadang bahkan panjang) untuk dapat tumbuh menjadi dewasa dan kuat. Tapi dalam penyertaan Tuhan, iman yang benar bergerak ke arah yang benar dan berangsur-angsur dengan tekun mengarah kepada kematangan dan kedewasaan.


Mari kita gunakan waktu dengan efektif dan efisien. Sudahkah kita sungguh dewasa dan berbuah? Atau, kita sudah tua ternyata belum dewasa?

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page