top of page

Kisah tradisioal Jepang tentang pertobatan MU  NAN : Manusia yang tak pernah berjalan mundur.


Gudo. adalah seorang guru yang amat disegani. Kebijaksanaan dan ilmunya demikian tinggi sehingga ia diangkat menjadi guru bagi raja. Ia punya kebiasaan yang unik, yaitu suka berkelana, menjelajah seluruh negeri. Suatu hari, ketika ia sedang dalam perjalanan ke Edo, pusat ke-shogun-an, ia sampai di sebuah desa bernama Takenaka. Hari sudah petang dan hujan cukup deras. Ia berhenti berteduh di muka sebuah rumah. Melihat seorang yang musafir yang kehujanan, nyonya rumah dengan dua anak itu kasihan dan mempersilahkan masuk di rumahnya serta menyajikan secangkir teh dan semangkuk sup, sebuah tindakan yang tidak biasa, karena seorang wanita Jepang tidak lazim berbuat demikian tanpa ijin suaminya.


Dari wajah penghuni rumah, Gudo tahu ada sesuatu yang amat berat sedang terjadi. Sang ibu berceritera, suaminya seorang penjudi dan pemabuk. Ia sering mabuk, mengeluarkan kata-kata kotor, dan memukuli istri dengan kejam, bahkan di depan mata anak-anak dan tetangganya. Gudo amat kasihan mendengar hal itu dan ingin menolong. Tapi ibu itu amat takut, kalau tamunya justru jadi korban keganasan suaminya. Gudo memberi ibu itu uang dan memintanya untuk membeli minuman dan makanan kesukaan suaminya. Ia menunggu sampai jauh malam sambil berdoa, barulah suami itu pulang.


Ketika menggedor pintu, ia sedang mabuk berat. Ia berteriak: “Ma, saya pulang! Ada minuman dan makanan? Saya lapar dan ingin minum sampai mabuk!”. Gudo menjawab: “Selamat malam, saya bertamu di sini untuk membawakan engkau minuman dan makanan kesukaanmu. Marilah”. Dan Gudo meneruskan doanya. Suami itu makan dan minum sampai tak sadar dan tertidur. Pagi-pagi, ketika ia bangun, ia terkejut melihat Gudo, sang guru masih tetap berdoa di sampingnya. “Siapa engkau? “ “Saya Gudo, dari Kyoto”. Mendengar nama itu sang suami terkejut dan amat malu. Ia tahu, bahwa Gudo adalah guru sang raja. Gudo mengajar : “Kau suka mabuk dan berjudi, sampai tidak punya sedikitpun waktu untuk yang lain. Bertobatlah, dan perbaikilah masa depanmu”.


Ia amat takut berhadapan dengan orang yang amat berwibawa itu. Ketika Gudo pamit, sang suami itu menawarkan jasanya: “Mari tuan, saya bantu membawakan barang anda”. Keduanya berjalan ke luar desa itu sambil Gudo terus memberi nasehat dan pengajaran.. “Cukup sampai di sini, silahkan engkau pulang, kata Gudo”. Orang itu menolak “Nanti, beberapa mil lagi” sahutnya, “saya masih ingin belajar dari Anda”. Setelah beberapa mil, Gudo menyuruh si pemabuk pulang, tapi ia masih tetap menyahut : “nanti beberapa mil lagi, saya masih ingin belajar dari anda”. Sekian kali Gudo menyuruhnya pulang sekian kali pula ia ingin tetap mengikuti Gudo.

Si pemabuk itu tak tahu berapa hari ia berjalan bersama Gudo, dan akhirnya ia berkata : “saya akan mengikut engkau untuk selama-lamanya”. Di kemudian hari ia malah menjadi pengganti Gudo sebagai guru, dan Gudo memberinya nama baru: “Mu-nan”, yang berarti “orang, yang tak pernah berjalan mundur”. Bertobat itu maju terus dan terus pantang berbalik. Seorang bekas penjahat dan pemabuk-pun dapat menjadi guru asal dia sungguh-sungguh bertobat,.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page