Mengenal Bentuk dan Unsur Peribadahan GKJ (5)
Setelah masa raya Paska, perjalanan iman umat dibawa kepada rangkaian peristiwa berikutnya yang juga masih seputar karya serta kehidupan Kristus. Pertama-tama umat akan diajak untuk menghayati peristiwa Kenaikan Yesus ke Surga. Sebagian besar aliran gereja-gereja di dunia merayakannya 40 hari setelah kebangkitan Tuhan (paska). Rujukan terhadap kenaikan Kristus dapat ditemui di Injil serta Kisah Para Rasul: Markus 16:9, Lukas 24:50-52, Kisah Para Rasul 1: 6-11. Paska kebangkitanNya, Kristus kembali kepada Bapa. KepergianNya bukan soal meninggalkan para muridNya namun justru menyiapkan tempat bagi orang-orang percaya. KenaikanNya ke Surga juga menjadi sebuah titik balik bagi umat manusia. Kristus tidak lagi terbatasi secara fisik dan berada dalam lokasi tertentu, justru kini Yesus dapat hadir dalam segala lokasi dan zaman di setiap hati umat manusia.
Sebelum Yesus naik ke Surga, Ia menjanjikan turunnya penolong dan penghibur bagi manusia, sosok yang dijanjikan Kristus itulah yang kita kenal dengan Roh Kudus. Peristiwa turunnya Roh Kudus kepada umat manusia itulah yang kita kenal dengan peristiwa Pentakosta. Dalam Kisah Para Rasul 2:1-13 tercatat mengenai para murid-murid Tuhan yang mengunci diri dalam suatu ruang, kemudian turunlah Roh Kudus dalam rupa lidah-lidah api. Seketika itu juga ucapan para murid dapat dimengerti oleh orang-orang dari berbagai bangsa. Roh Kudus memampukan para murid untuk bersaksi serta mengabarkan injil.
Peristiwa pentakosta tersebut terjadi 50 hari setelah Paska. Sebagaimana Paska pada mulanya berakar pada tradisi Yahudi demikian pula Pentakosta juga merupakan hari raya orang-orang Yahudi. Pentakosta bagi orang Yahudi adalah saat mempersembahkan korban sajian sebagai ucapan syukur dari hasil ladang mereka (Imamat 23:15-22). Itulah sebabnya dalam gereja kita dan beberapa gereja lainnya, peringatan Pentakosta juga mempertimbangkan perayaan Pentakosta dalam Perjanjian Lama yaitu sebagai hari raya syukur panen (diterjemahkan menjadi perayaan unduh-unduh di tradisi GKJ). Warna liturgis yang digunakan dalam perayaan Pentakosta adalah warna Merah. Merah menjadi pengingat akan ‘api Roh Kudus’ yang turun pada saat Pentakosta.