Viji Sabtu, 27 Mei 2017
Vitamin bagi Jiwa Sabtu, 27 Mei 2017 Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya. Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. Ulangan 10 : 14, 16 Gerak tubuh kita seringkali mengungkapkan sikap hati kita. Kepala yang mendongak identik dengan sikap yang sombong. Cara berjalan agak merunduk dihadapan orang yang lebih tua, menyiratkan rasa hormat seseorang kepada yang bersangkutan. Musa memberikan nasihat kepada umat Israel yang hampir sampai di tanah perjanjian untuk menyadari siapa diri mereka dihadapan Tuhan, supaya mereka tidak menjadi sombong. Musa menceritakan kembali perjalanan mereka selama hampir 40 tahun di padang gurun. Mereka dapat sampai di seberang sungai Yordan karena pertolongan Tuhan yang empunya langit diatas segala langit. Karena itu, tidak ada alasan satu pun bagi bangsa Israel untuk menyombongkan dirinya. Tegas Musa mengatakan kepada mereka, untuk ‘menyunatkan hati’. Hati adalah sumber segala rasa terdalam manusia. ‘Menyunatkan hati’ mengandung makna simbolis agar umat mengenakan ‘hati yang baru’, yaitu ‘hati yang didasari oleh ketetapan Tuhan.’ Dengan demikian, umat tidak lagi menjadi umat yang ‘tegar tengkuk’. Kata ‘tegar’ berarti kokoh tak tergoyahkan. Sedangkan tengkuk adalah bagian leher kita. Seseorang yang tegar tengkuknya berarti ia tidak dapat menundukkan kepalanya. Ini adalah ungkapan simbolis yang menggambarkan bahwa orang yang tegar tengkuk adalah orang yang mengeraskan hati dan sulit untuk merendahkan dirinya dihadapan Tuhan dan sesama. Musa mengingatkan sekali lagi agar umat senantiasa sadar siapa dirinya dihadapan Tuhan, supaya mereka tidak merasa menjadi paling hebat diantara sesamanya. Melainkan supaya hidupnya senantiasa berlimpah dengan syukur. Selamat merendahkan hati 🙏👼