Perikop hari ini mengisahkan tentang perjalanan Yesus yang memasuki Kota Yerusalem. Kendati kehadiran-Nya disambut dengan sorak-sorai dan lambaian daun palma, namun di balik peristiwa itu ada duka dan pedih yang dirasakan oleh Yesus. Kepedihan itu karena IA mengetahui bahwa sebentar lagi sorak-sorai itu akan berubah menjadi hujatan. Sukacita karena kedatangan-Nya akan berubah menjadi pukulan, hinaan, dan berpuncak pada penyaliban serta kematian-Nya. Yesus bersedih, karena IA tahu akan tiba saatnya orang-orang yang dekat dengan-Nya akan pergi meninggalkan-Nya. Mereka menghindar untuk mencari aman bagi diri sendiri. Mereka akan menjauhi-Nya karena tidak berani dan tidak bersedia menderita bersama-Nya.
Keberanian adalah sebuah kebajikan yang ditunjukkan oleh Yesus kepada para murid (juga kita). Seorang teolog bernama Thomas Aquinas mengatakan, jika seseorang membela mati-matian kepentingannya sendiri, itu bukanlah sebuah keberanian. Keberanian adalah kesediaan untuk mengupayakan keselamatan bagi orang lain atau bagi Tuhan. Dalam keberanian ada kerelaan untuk hadir dan turut menderita bagi sesama. Kesediaan itu didorong oleh rasa syukur kepada Allah, karena Allah yang lebih dulu menunjukkan kesediaan-Nya untuk berkorban bagi kita.
Yesus berani berjalan ke Yerusalem, yang berarti IA tidak menghindar dari tanggung jawab. IA berani menyelesaikan tugas-Nya, sekalipun IA tahu tugas itu berat dan penuh resiko.
Oleh karena itu, mari kita meneladani Yesus. IA yang berani danbersedia menderita untuk menyelesaikan tugas-Nya, maka marikita pun memiliki keberanian dan kesediaan untuk menderita untuk kebaikan sesama.
Comments