Vitamin bagi Jiwa

Jumat, 26 Mei 2017

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Yakobus 1 : 2, 3

Orang sering mengidentikkan penderitaan dengan pencobaan. Penderitaan dapat dialami seseorang karena kesalahannya sendiri. Misalnya dipenjara karena korupsi, jatuh miskin karena kurang berhikmat dalam mengelola berkat Tuhan atau dijauhi teman karena pola komunikasi yang buruk. Penderitaan seperti ini tidak dapat kita katakan sebagai pencobaan dari Tuhan. Karena hal itu terjadi karena kesalahan sendiri. Orang yang menderita karena kesalahannya sendiri mestinya dapat belajar dari kesalahannya itu sehingga dikemudian hari ia tidak mengulanginya lagi. Kita dapat menyebut penderitaan itu sebagai sebuah pencobaan apabila menderita bukan karena kesalahan kita. Tetapi penderitaan itu diijinkan terjadi atas kita sebagai sebuah ujian iman, agar kadar iman kita bertumbuh. Misalnya dipenjara karena membela kebenaran, menghadapi banyak musuh karena membela hak kaum miskin, difitnah atau dibenci karena mengikut Yesus Kristus. Penderitaan-penderitaan itu merupakan pencobaan untuk menguji kesabaran kita. Sebab kesabaran akan menghasilkan ketekunan dan ketekunan akan menghasilkan tahan uji.

Oleh karena itu, Yakobus mengajak kita untuk memandang penderitaan secara lebih positif. Ketika menderita, cobalah jujur kepada diri sendiri sebab mungkin saja kita menderita karena kesalahan kita sendiri. Dengan mengakui kesalahan, akan lebih mudah bagi kita untuk belajar dari pengalaman dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi. Andai kita tetap harus mengalami penderitaan yang bukan karena kesalahan kita, maka pandanglah penderitaan itu secara positif sebagai sebuah kepercayaan Tuhan untuk kita. Sebuah ujian untuk mengasah hidup beriman kita. Bukankah emas murni dihasilkan setelah ia melalui proses yang menyakitkan, dibakar dalam tungku api yang panas membara?

Selamat bertekun 🙏