top of page

KELUARGAKU, HARAPANKU


Leo Jozef Suenens mengatakan bahwa “Harapan bukanlah sebuah mimpi. Tetapi sebuah cara untuk membuat mimpi menjadi kenyataan.” Quote L.J. Suenens ini sungguh benar. Jika kita hendak menjadikan keluarga sebagai ‘tempat’ yang dapat memenuhi harapan, maka tidak ada jalan lain, setiap anggota keluarga harus melakukan suatu tindakan agar cita-cita ‘keluargaku, harapanku’ menjadi sebuah kenyataan.

Mewujudkan mimpi itu merupakan tanggung jawab seluruh anggota keluarga. Setiap orang di dalam keluarga, hendaknya memiliki kesediaan dan keterbukaan untuk memberi dan menjadi harapan bagi anggota keluarga yang lain. Lebih dulu memberi daripada menuntun untuk diberi. Dengan demikian, setiap anggota keluarga adalah harapan bagi anggota keluarga yang lain.

Lalu, apakah yang dapat kita lakukan ? Kitab Amsal 23 : 17 – 26, sangat kaya akan wejangan hikmat bagi kita. Setidaknya ada 3 hal yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan keluarga yang memberi harapan. 1) Memperkokoh iman keluarga kita. Membuat tradisi beribadah bersama, pergi ke gereja bersama atau saling menanyakan firman yang didapatkan ketika beribadah atau berbagi renungan harian, membantu keluarga-keluarga untuk saling mengokohkan iman. Itulah yang menjadikan keluara senantiasa berpengharapan di dalam Tuhan. 2) Menjaga pergaulan. Berhati-hatilah dalam bergaul. Carilah pergaulan yang dapat membawa dampak kebaikan bagi diri kita. 3) Saling menghormati dan mengasihi satu sama yang lain. Hal itu dapat diwujudkan dalam sikap yang tahu membalas budi, tidak sungkan mengucapkan terima kasih dan saling memuji anggota keluarga yang lain. Hal-hal tersebut dapat menumbuhkan perasaan diterima dalam diri anggota keluarga kita dan memunculkan pengharapan bagi mereka.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page