Musik Gerejawi (4)
Pada tahun 313 Masehi Kaisar Konstantin mengeluarkan sebuah keputusan untuk mengakui eksistensi Agama Kristen dalam kekaisarannya. Sepuluh tahun berselang Agama Kristen menjadi agama resmi kekaisaran romawi. Akibat peristiwa tersebut kekristenan terus berkembang dan kini mulai merajai teritori baru yakni benua Eropa. Proses ‘adaptasi’ kekristenan dengan kediamannya yang baru menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi yang tidak pernah terduga sebelumnya termasuk dalam bidang peribadahan. Perlahan-lahan namun pasti dalam peribadahan kini mulai diadaptasi tradisi-tradisi nyanyian serta penggunaan alat musik yang populer di tradisi kebudayaan eropa.
Penggunaan alat musik organ sendiri mulai diperkenalkan ke dalam gereja sekitar abad ke-7 terutama ketika Paus Vitalian menjadi pemimpin gereja saat itu. Perlu dicatat bahwa pada saat itu denominasi gereja belum sekompleks saat ini. Hanya ada dua tradisi besar gereja yakni Kekristenan Orthodoks dan Kekristenan Barat yang berpusat di Roma. Oleh karenanya penggunaan organ pun nantinya akan menjadi warisan besar liturgis lintas denominasi (aliran gereja).
Irama gregorian mulai menjadi arus utama dalam musik-musik liturgis. Menurut tradisi, irama tersebut dipercaya sebagai ciptaan dari Paus Gregorius 1 yang menjadi Paus dari tahun 590-604. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa sesungguhnya irama gregorian merupakan perpaduan dua tradisi musik besar saat itu yakni tradisi musik dari kebudayaan Roma dan suku-suku Gallia (Perancis dan sekitarnya). Irama gregorian tersebut tidak hanya menjadi patokan dalam permainan alat musik melainkan pula dalam paduan suara yang mulai populer dalam peribadahan. Irama ini menjadi semakin populer dan tak jarang mempengaruhi musik-musik di luar peribadahan.
Lambat laun jenis-jenis musik gerejawi pun semakin berkembang. Pemanfaatan serta penciptaan jenis musik Himne mulai populer di awal abad pertengahan. Martin Luther adalah salah satu penggubah dan penganjur pemanfaatan himne dalam ibadah. Punggawa musik klasik yang kita kenal seperti Beethoven dan Mozart turut terpengaruh oleh jenis musik tersebut. Bentuk-bentuk musik himne masih populer hingga saat ini di gereja-gereja arus utama yang terlihat dalam penggunaan buku musik jemaat (kidung jemaat, pelengkap kidung jemaat, dan lain-lain). Memasuki zaman modern musik gerejawi memasuki tahap yang tidak pernah disangka sebelumnya yakni diversifikasi jenis alat musik serta irama.