Tetap Percaya Meski Realisasi Ditunda
Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. (Kejadian 40:14)
Ketika kita diijinkan Tuhan untuk lama dalam menanti tercapainya harapan, disitulah Tuhan sedang menguji iman kita. Kepada siapa kita menggantungkan pengharapan kita? Kisah Yusuf dalam penjara menunjukkan bagaimana Tuhan hendak mengasah iman Yusuf melalui terwujudnya doa dan harapan yang ditunda.
Dalam bagian kita, tampaknya Yusuf sudah tidak betah dengan penjara atau penderitaan yang ia alami. Ketika ia menolong mengartikan mimpi juru minuman raja, harapan akan sebuah kebebasan muncul di hatinya. Sempat terlintas di pikirannya bahwa mungkin melalui juru minuman ini ia akan mendapatkan kebebasan. Ia pun sangat berharap juru minuman itu akan menolongnya (ay. 14, 15). Tetapi, Tuhan punya rencana lain. Tuhan tidak ingin Yusuf berharap kepada manusia. Juru minuman itu malah melupakan Yusuf (ay. 23)! Harapan Yusuf dapat keluar dari penjara tertunda. Disitulah, Tuhan melatih Yusuf supaya ia hanya meletakkan pengharapan itu kepada Tuhan, dan bukan kepada manusia.
Bukankah acap kali kita kurang sabar saat menantikan jawaban Tuhan dan pengharapan kita pun mulai bergeser? Kita mulai berharap kepada orang di sekitar kita, yang kita anggap mampu memberikan jawaban atas pergumulan doa kita. Tuhan jelas tidak menghendaki umat-Nya bergeser pengharapannya kepada manusia dan hatinya menjauh dari-Nya (Yer. 17:5). Karena itu, jika Tuhan menunda atau menangguhkan doa dan harapan kita, hal itu dilakukan-Nya agar kita belajar hanya menantikan pertolongan-Nya. Jawaban terbaik akan kita temukan ketika kita tetap berada di dalam rencana dan waktu-Nya. Melalui harapan-harapan yang tidak segera terealisir, Tuhan mendidik kita untuk hanya percaya kepada-Nya.
Selamat berharap pada Tuhan ^-^