top of page

HANYA UNTUK YESUS


Dannecker adalah seorang perupa (pemahat) yang amat terkenal yang hidup pada jaman Kaisar Napoleon Bonaparte. Ia telah membuat banyak patung yang amat terkenal dan dikagumi oleh banyak orang, dan mempunyai reputasi yang amat tinggi. Patung Ariadne dan dewi-dewi Yunani telah membawa dia kepuncak ketenarannya.


Sesudah mencapai puncak ketenarannya itu, suatu waktu ia juga ingin mencoba mencurahkan keahliannya untuk mencipta gambar wajah Yesus yang begitu menderita sebelum di salib, dan wajah Yesus yang lain yang penuh wibawa kasih. Beberapa kali ia mengalami perasaan gagal dalam karyanya itu, karena ia tidak terlalu memahami Siapa dan bagaimana pribadi Yesus yang sebenarnya sehingga wajah Yesus yang hendak dikerjakannya dapat mengungkapkan pribadi yang tepat. Kegagalan demi kegagalan malah membawa dia kepada upaya pergumulan untuk mencari tahu lebih mendalam tentang siapa sebenarnya Yesus Kristus, dan bagaimana karya yang dilakukanNya untuk umat manusia.


Dari pergumulannya yang mendalam untuk mengenal Yesus Kristus itu, ia malah menjadi amat terpesona bukan pada lekuk-lekuk wajah Yesus yang diupayakan dalam karyanya, tapi justru kepada pribadi dan karya Yesus yang amat memukaunya. Akhirnya ia menjadi orang yang percaya, justru karena pergumulan pribadinya mengenal Siapa Yesus Kristus itu.


Ketika kemudian ia makin dikagumi oleh masyarakat dan tokoh-tokoh seni pada jamannya, ia dipanggil oleh Kaisar Napoleon untuk datang ke istana di Paris. Ketika ia datang, Kaisar Napoleon memintanya untuk membuat karya dengan honor yang teramat mahal dan menggiurkan. Napoleon berkata : “Buatkan bagiku patung dewa Venus”. Aku akan beri engkau harga yang amat mahal untuk karyamu”.


Apa jawabnya? Sederhana : “Maaf, tuan, tangan yang telah memahat wajah Kristus yang sedemikian Agung, tidak bisa lagi dan tak akan pernah lagi dapat memahat illah lain. Maaf, berapapun honornya, saya tidak bisa”. Perjumpaan secara pribadi dengan Yesus Kristus, membuat orang takkan dapat dan pernah mundur lagi untuk percaya dan menyerahkan hidup kepada yang lain.


Kalau itu terjadi, kita patut bertanya : benarkah ia sungguh telah berjumpa dan menerima Yesus secara pribadi ? Sebab seorang yang telah sungguh-sungguh merasakan kasihNya, tidak dapat lagi melepaskanNya dan menerima yang lain.


Mengapa? Karena Kristus telah menjadi Raja hidupnya.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page