“Dibenarkan karena Iman.”
“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.” Roma 5:1 TB
Seringkali kita mendengarkan pengajaran “manusia dibenarkan oleh iman” namun apakah sesungguhnya maksud kata-kata itu? Marilah kita mengimajinasikan gambaran Paulus ketika Ia menggunakan kata ‘dibenarkan’ yakni suasana persidangan. Artinya, kita sebetulnya bersalah, berdosa, namun karena sesuatu, kita dibuat menjadi benar. Kesalahan kita tak lagi diperhitungkan. Sesuatu itu adalah iman kepada kasih Kristus. Iman kita membuka jalan bagi hadirnya karunia, yang membenarkan kita orang berdosa ini. Rahmat yang besar!
Orang yang sudah mengalami pembenaran Allah mendapatkan motivasi untuk mengelola kehidupan baru yang selaras dengan iman yang membebaskannya dari kungkungan dosa itu. Jadi, setelah pembenaran, justru ada perjuangan baru. Jalannya sulit. Paulus menyebutnya “kesengsaraan”. Bukan berarti orang Kristen harus memuja kesengsaraan, namun orang Kristen perlu berani mengolah kesengsaraan dengan iman kepada Allah sehingga hidupnya berakar kuat dan membuahkan berkat. Paulus menegaskan, bila semasa berdosa saja kita ditawari kasih karunia, apalagi sekarang ketika kita sudah dibenarkan, pastilah tersedia kasih karunia itu dengan limpah ruah.
Bagaimana dengan hidup kita? Masih kacau balau atau telah berjalan dalam anugerah Allah? Bagaimanapun, anugerah-Nya terus melingkupi kita. Marilah kita menyambutnya dengan gegap gempita!
Selamat Menjalani Hari ^-^