“Kasih Menembus Batas.”
“Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.” Lukas 7:2-3 (baca juga Lukas 7:1-17)
Kalau biasanya kita melihat penggambaran yang kurang baik mengenai orang-orang romawi dalam Injil, lain halnya dengan perikop yang kita baca pada hari ini. Injil Lukas menggambarkan seorang perwira (orang Romawi) yang begitu berkualitas akhlaknya. Kebaikannya itu termasyhur bahkan hingga diantara orang-orang Yahudi (ayat 4-5). Hal mengejutkan lainnya ialah Sang perwira ini begitu peduli terhadap hambanya yang sakit, padahal saat itu seorang hamba tak lebih dari ‘properti’ (benda kepemilikan) tuannya.
Kepedulian dan kasihnya terhadap sang hamba mendorongnya untuk mencari Yesus. Sang perwira begitu mengimani kuasa Yesus, bagi perwira itu hanya dengan titahNya saja maka hambanya itu akan sembuh. Tuhan Yesus melihat iman yang begitu besar itu bahkan memujinya sebagai “iman terbesar” yang pernah ditemuinya bahkan diantara orang Yahudi sekalipun.
Namun bisa jadi bahwa bukan hanya iman si perwira itu saja yang menggerakkan Kristus untuk menyembuhkan hambanya melainkan pula kasih dan kepedulian sang perwira yang menembus batas dan sekat. Hamba yang rendah dan sebatas properti itu ternyata dikasihinya dengan begitu besar. Terkadang kasih kita kepada orang lain dibatasi oleh berbagai macam sekat. Kita mengasihi orang yang menurut kita ‘pantas’ untuk dikasihi. Mampukah kita mengasihi orang-orang yang juga seringkali dipandang oleh masyarakat sebagai mereka yang tak pantas untuk dikasihi?
Selamat Menjalani Hari ^-^