Jangan Membiasakan yang Buruk
Janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Mesir, di mana kamu diam dahulu; juga janganlah kamu berbuat seperti yang diperbuat orang di tanah Kanaan, ke mana Aku membawa kamu; janganlah kamu hidup menurut kebiasaan mereka. (Imamat 18:3)
Seorang guru berjalan dengan muridnya. Ia menunjuk pada pohon kecil, “Cabutlah!” Murid itu mencabutnya dengan dua jari. Lalu, mereka mendekati pohon yang agak besar. “Cabutlah!” kata guru. Murid itu mencabutnya dengan dua tangan. Akhirnya mereka berhenti di dekat pohon yang sangat besar. ”Cabutlah!” kata guru. “Tidak mungkin, perlu buldoser!” protes muridnya. Guru itu berkata, “Benar, engkau dapat mencabut kebiasaan yang belum berakar dengan sangat mudah. Engkau membutuhkan usaha kuat untuk mencabut kebiasaan yang akarnya mulai mendalam. Engkau sulit sekali mencabut kebiasaan yang telah berakar sangat dalam.”
Tuhan memerintahkan bangsa Israel agar tidak mengikuti kebiasaan bangsa Mesir, tempat asal mereka, dan bangsa Kanaan, tempat tujuan mereka. Sebaliknya, mereka harus melakukan peraturan Tuhan dan berpegang pada ketetapan-Nya (ay. 3-4). Tuhan juga berfirman agar bangsa Israel jangan membiasakan diri dengan tingkah bangsa-bangsa penyembah berhala (Yer. 10:2). Kitab Amsal menasihati agar kita jangan menjadi biasa dengan tingkah laku orang yang lekas gusar dan pemarah (Ams. 22:24-25).
Hati-hatilah membentuk kebiasaan. Tanamkan kebiasaan baik yang sesuai dengan perintah Tuhan dan segera cabut kebiasaan buruk yang tidak sesuai. Ya, selagi masih baru, masih mudah mencabutnya, belum berakar dalam. Bila ada kebiasaan buruk yang sudah telanjur menahun, bahkan sudah mendarah daging, kita harus memaksakan diri, nekat meninggalkannya.
Selamat menanam kebaikan ^-^