Dipakai Allah untuk Membawa Damai Sejahtera
Mikha 5:1-4a, Mazmur 80:2-8, Ibrani 10:5-10, Lukas 1:39-56
"Siapakah aku ini?" Demikianlah pertanyaan yang dilontarkan Elizabeth ketika Maria mengunjunginya. Pertanyaan itu muncul dari rasa heran dan kagum bercampur rasa syukur yang besar. Elizabeth dan Maria adalah 2 perempuan sederhana. Layaknya kaum perempuan pada waktu itu mereka tidak biasa mendapatkan peran yang istimewa. Itulah sebabnya Elizabeth dan Maria sangat bersyukur karena Tuhan berkenan menyatakan kemuliaan-Nya melalui mereka. Meski sesungguhnya mereka heran, mengapa 'mereka' yang dipilih Tuhan untuk mengalami peristiwa yang luar biasa itu. Elizabeth, perempuan tua yang mengandung setelah sekian puluh tahun menikah dan belum dikaruniai keturunan. Sedangkan Maria, seorang gadis perawan yang belum bersuami, namun mengandung. Malaikat mengatakan, bahwa bayi dalam kandungannya adalah Juru Selamat Dunia. Bagaimana Maria menjelaskan hal ini kepada orang-orang terdekatnya? Yang ada malahan ia dianggap menceritakan kabar bohong.
Dipilihnya orang-orang sederhana sebagai alat damai sejahtera menunjukkan kepada kita bahwa Allah dapat memakai siapa saja yang menyediakan dirinya untuk menjadi alat damai sejahtera. Kota kecil seperti Betlehem pun, dipakai Tuhan sebagai tempat IA hadir di dunia. Tuhan pun berkenan memakai setiap orang yang menyediakan dirinya untuk dipakai sebagai alat damai sejahteranya. Seperti Maria dan Elizabeth, kuncinya adalah kesediaan untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama. Bersedia menanggung ‘salib’ yang harus dipikul, berupa pergumulan-pergumulan hidup sebagai pengikut Kristus.