Jangan menjadi penyembur hoax
Enam perkara ini yang dibenci Tuhan, bahkan tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya..... seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
(Amsal 6:16a,19)
Hampir semua orang sekarang sangat akrab dengan istilah "hoax".. yang adalah berita bohong. Dalam kamus bhs Inggris diterjemahkan sebagai kebohongan untuk tujuan kejahatan. Saat ini, karena alasan persaingan politik hoax menjadi "alat" kampanye yang dipercaya cukup mujarab untuk menjatuhkan lawan. Karena ciri hoax biasanya vulgar, dan bombastis (punya daya ledak) maka mudah menarik perhatian. Ternyata "hoax" sudah ada sejak dulu kala. Banyak peristiwa membuktikan banyak kehancuran yang disebabkan oleh hoax, banyak pertikaian, permusuhan antar saudara dan teman yang disebabkan oleh hoax.
Kitab Amsal sudah ribuan tahun yang lalu mengingatkan umat, hal-hal yang dibenci Tuhan ada 7 yang tertulis dalam Amsal, yang bagi Tuhan bernilai kekejian bagi hati-Nya. Salah satunya adalah ketika manusia menjadi seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan. Dialah yang dalam bahasa kekinian disebut penyebar hoax.
Saat ini hoax berseliweran diperangkat komunikasi kita, begitu melek matapun, dipagi hari kita bisa segera menyaksikan semburan hoax yang gencar. Namun kita sebagai anak-anak Tuhan hari ini diingatkan untuk tidak menjadi bagian dari mereka.
Saksi dusta kebohongan ternyata tidak boleh kita anggap sepele. Perilaku ini bahkan dinilai sebagai kekejian (kejahatan yang berat). Amsal menyebutkan hal tersebut sebagai perilaku yang dibenci Tuhan. Kalau Tuhan Yang Penyayang sampai benci artinya perilaku ini sungguh-sungguh jauh dari perkenanNya. Oleh karena itu mari menahan diri untuk tidak ikut arus. Tetaplah kita bijak dan berhikmat, tidak reaktif, tidak emosional untuk turut menyembur-nyemburkan kebohongan. Tidak hanya dalam konteks politik, namun juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena perilaku itu mempunyai peran besar bagi suatu kehancuran. Orang Kristen harus mempunyai peran yang bersifat membangun bukan yang menghancurkan.
Mari jangan menyemburkan hoax. Tetap bijak dan berhikmat.