top of page

PENDULUM


Perjalanan hidup mirip seorang musafir yang harus menjalani perjalanan panjang dan berliku, naik turun dan kadang-kadang dengan masih harus menanggung beban. Kadang-kadang terasa terlalu panjang, berat dan melelahkan, kadang-kadang terasa tak kuat lagi dan tak tahu kapan akan berakhir.

Seorang perempuan yang suatu hari mengalami kecelakaan dan sakit berat, semula merasa perjalanan hidupnya terlalu panjang, berat dan tanpa arti. Berkali-kali ia ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Suatu waktu ia bertemu dengan seorang bijak yang memberinya nasehat: “Ibu, perjalanan hidup memang berat dan panjang, apalagi bila kita merasa terlalu menderita.


“Saya belajar dari pendulum (bandul jam) yang selalu dengan tekun terus menerus berayun: sekali, sekali lagi, sekali lagi, dan terus menerus dijalani. Ibu, jangan melihat panjangnya dan beratnya, lakukan saja dengan tekun dan sukacita. Tiap hari bisa saja ada penderitaan, tapi juga ada sukacita”.


Kita memang harus memiliki rencana dan pandangan yang jauh ke depan. Kita juga harus memiliki keyakinan dan pengharapan. Tapi ketika kita menjalani jalan yang panjang itu baiklah kita bersikap sederhana : ayunkan langkahmu hari ini, istirahatlah malam hari, dan esok bangun, dan….sekali lagi: ayunkan langkahmu hari ini dengan sukacita baru. Sekali lagi, dan lagi.


Wanita itupun belajar menjalani hidupnya dengan tekun dan bersyukur. Ia berserah kepada Tuhan dan berharap hari ini dapat melangkah dengan pertolongan dan berkatNya. Sehari, sehari lagi, dan sehari lagi. Teruuus….. setiap hari. Karena gigihnya tekad untuk terus menjalani hidup dengan semangat baru setiap hari, wanita itu dijuluki “wanita pendulum”. Semboyannya : ayunkan langkahmu sekali, sekali lagi, dan sekali lagi dengan tekun dan suka cita baru setiap hari.


harus belajar banyak dari “ilmu pendulum” itu. Kita “hanya” harus berayun sekali setiap detik, dan melakukannya demikian terus menerus dengan tekun. Ada sebuah pepatah Cina yang mengajarkan hal itu : “perjalanan seribu mil, dimulai dengan langkah pertama”. Ya, tanpa langkah pertama, perjalanan panjang tidak akan pernah tercapai, bahkan tidak pernah akan dimulai.


Tiap langkah yang kecil adalah bagian dari perjalanan panjang yang tanpanya, perjalanan panjang itu tak ada sama sekali. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan kita doa : berilah kami HARI INI, makanan kami yang secukupnya. Bukankah kalau HARI INI cukup, semua hari menjadi cukup? Berilah kami hari ini kekuatan yang secukupnya untuk melangkah dengan benar dan bersuka cita. Amin.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page