Tuhan Mengalahkan Kekerasan Hati
Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang difirmankan TUHAN. (Keluaran 7:22)
Sungai Nil adalah bagian yang dianggap penting dan sangat berpengaruh bagi masyarakat yang hidup dalam lingkup Kerajaan Israel. Para arkeolog dan ahli sejarah sepakat bahwa seluruh kemajuan dan prestasi yang dicapai oleh kerajaan Mesir kuno tidak terlepas dari kehadiran Sungai Nil. Sungai terpanjang di dunia ini telah memainkan perannya yang sangat vital bagi seluruh aspek kehidupan Mesir kuno. Dunia cocok-tanam dan perikanan sangat diuntungkan olehnya. Bahkan sistim kalender pun ditentukan oleh pasang-surut sungai yang satu ini.
Bisa dibayangkan betapa mengerikannya kehidupan di seluruh Mesir ketika tulah pertama menimpa negeri itu. Air sungai yang vital itu berubah menjadi darah! (ay. 20). Seluruh rakyat kebingungan menggali tanah demi memperoleh air (ay. 24). Belum lagi bau amis dan bau busuk ikan mati tersebar dimana-mana (ay. 18). Namun demikian, Firaun tetap tidak peduli dan mengeraskan hati (ay. 22-23). Bahkan para ahli sihirnya diperintahkan untuk melakukan hal yang serupa demi menandingi tulah itu. Sungguh aneh! Bukankah itu justru membuat derita rakyatnya kian parah? Begitulah, rupanya kekerasan hati sanggup menyingkirkan semua akal-sehat manusia.
Kekerasan hati membuat telinga tebal, hati nurani kebal, dan selanjutnya jadilah seorang sosok yang bebal. Segala yang dilakukannya akan melawan pertimbangan akal-sehat. Yang dibela dan dipertahankannya tak lain kecuali seonggok gengsi. Banyak pihak dikorbankan. Tuhan tak pernah bersenang hati melihat celaka menimpa kita. Hanya kita yang sering—dengan kebebalan kita—sepertinya tidak memberi jalan bagi Tuhan untuk bekerja. Sehingga Tuhan terpaksa menimpakan hajaran telak untuk menaklukkannya. Mari lembutkan hati untuk mendengar sapaan Tuhan.
Selamat mengawali peka. ^-^