top of page

Lidah dan Mulut


Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku."

(Mazmur 39:2)

Hidup manusia tidak kekal. Di mata Tuhan waktu itu sebentar saja. Waktu yang sudah dilalui tak bisa diulang lagi. Tentu saja sangat disayangkan apabila masa yang terbatas itu kita isi dengan berbagai hal yang tidak bermanfaat. Bagaimana membuat hidup yang sementara ini menjadi bermakna?

Lidah dan mulut adalah alat untuk berkata-kata. Tak ada yang bisa membatasi kata-kata seperti apa yang akan keluar dari mulut kita. Sebenarnya mulut bisa digunakan untuk mengeluarkan kata-kata indah, menyejukkan, dan menyenangkan. Mulut juga bisa dipakai untuk mencaci, mengumpat, dan mengejek orang lain. Namun mulut yang sama bisa memberitakan kabar bohong dan ajaran yang menyesatkan orang.


Ujaran kebencian, kekerasan verbal, dan penyebaran kabar bohong (hoax) mewarnai kehidupan dunia saat ini. Betapa hal-hal itu menghancurkan persaudaraan, mengacaukan hidup bersama, dan merusak masa depan. Pertemanan yang tadinya akrab menjadi rusak karena kabar bohong itu. Relasi antar tetangga menjadi tidak rukun karena memelintir kebenaran dan beredarnya ujaran kebencian. Relasi antara orang tua dan anak pun merenggang karena kekerasan verbal melalui bentakan dan ejekan. Apakah umat Tuhan akan melakukan hal yang sama? Waktu hidup kita terbatas, marilah kita isi dengan kata-kata yang membangun dan memberkati. Hidup boleh sebentar, tetapi baiklah menjadi bermakna melalui kata-kata kita.


Selamat mengucapkan kata-kata yang baik

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page