“Tuhan,Kasihanilah Kami.”
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!” Mazmur 51:3 (baca juga Mazmur 51)
Tidak ada satupun manusia yang hidup terlepas dari dosa dan kesalahan. Keduanya merupakan tantangan dalam perjalanan iman seseorang yang pada kenyataannya begitu berlika-liku. Menghadapi kenyataan demikian ada orang-orang yang berbesar hati mengakui dosanya dan meminta ampun kepada Tuhan, sementara lainnya tidak.
Bacaan kita saat ini merupakan doa/refleksi iman pemazmur yang begitu menyesali dosanya dan memohon ampunan kepada Allah. Secara khusus doa penyesalan dosa ini dikaitkan dengan penyesalan Daud, yang memang pernah berdosa karena merebut Betsyeba, istri Uria itu. Tidak ada penyesalan dan pengampunan dosa, jika seseorang tidak menyadari terlebih dahulu bahwa dirinya rapuh dan penuh dengan dosa (Ayat 5). Dosa bagaikan belenggu yang menawan hidup manusia. Akibat dosa ialah rusaknya relasi kepada sesama dan Tuhan. Pemazmur sadar betul bahwa untuk memulihkan relasi itu Tuhan perlu campur tangan. Berulangkali Ia memohon pengampunan dan campur tangan Allah (10-12). Pemazmur yakin bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya sebab Tuhan adalah pribadi yang penuh kasih terhadap umatNya. Ia akan mengasihani umatNya dan dalam rahmatNya manusia akan diberikan hidup yang baru (3).
Perikop ini adalah pesan bagi kita saat ini untuk selalu menyadari kesalahan dan dosa yang kita lakukan untuk kemudian menyatakannya kepada Allah. Seringkali kita berlagak seolah-olah bisa ‘menyembunyikan dosa’ dari Allah yang maha mengetahui segalanya. Padahal tidak ada yang bisa bersembunyi dari dekapan kasihNya. Akuilah dosa kita di hadapanNya, maka pengampunan Allah yang begitu luar biasa itu telah tersedia bagi kita.
Selamat Menjalani Hari. ^-^