top of page

“Keluarga Allah yang Hidup Berkelimpahan”


Efesus 2:19-22, Yohanes 10: 7-12


Secara universal, gereja-gereja di seluruh dunia pada hakekatnya adalah sebuah keluarga. Namun demikian, gereja juga memiliki sisi partikular, yaitu kekhasan yang tidak dimiliki oleh komunitas gereja yang lain. Kekhasan itu didasari oleh konteks jaman, tempat, dan pergumulan yang berbeda-beda. Itulah sebabnya kita mengenal apa yang disebut dengan sinode, yaitu kumpulan gereja yang berjalan bersama-sama. Salah satunya adalah Sinode GKJ.


Tanggal 17 Februari ditetapkan sebagai hari peringatan berdirinya Sinode GKJ sejak sidangnya yang pertama pada tahun 1931. Setelah 88 tahun, kini Sinode GKJ terdiri dari 32 klasis, 333 gereja, 360 pendeta, dengan jumlah warga dewasa 155.225 jiwa dan warga anak 50.948 jiwa. Dengan jumlah total 206.173 jiwa ini, Sinode GKJ mempersatukan suku-suku yang ada di Indonesia. Meski berlatar belakang kesukuan, yaitu suku Jawa, namun anggota GKJ berasal dari berbagai macam suku bangsa. Kemajemukan harus dilihat sebagai sebuah kekayaan, bukan pemecah apalagi pemisah. Sebab tidak ada lagi sekat pemisah diantara jemaat, karena Allah sendiri yang telah mempersatukan (Ef. 2:19-22).


Ibarat domba, kita adalah domba-domba dengan 1 gembala, yaitu Yesus Kristus (Yoh.10:7-12). Domba yang baik, adalah domba yang mengenal betul siapa gembalanya. Dalam kebersamaan, marilah kita rekatkan ikatan kekeluargan GKJ sebagai keluarga besar yang hidup berkelimpahan.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page