top of page

“Apa yang Engkau Tawarkan?”


“Sekarang, janganlah tegar tengkuk seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada Tuhan dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada Tuhan, Allahmu, supaya murka-Nya yang menyala-nyala undur dari padamu.” ‭‭2 Tawarikh‬ ‭30:8‬ ‭TB‬‬


“Tuhan, aku serahkan hidupku kepada-Mu. Apapun yang kulalui, semua hanya untuk kemuliaan-Mu. Tuhan, aku serahkan hari-hariku. Kunaikkan pujian untuk persembahan yang menyenangkan-Mu. Tuhan aku serahkan hidupku.” Ini adalah terjemahan refrein dari sebuah lagu Hillsong: Lord I Offer My Life To You.


Hizkia adalah raja Yehuda yang dikenal sebagai raja yang takut akan Tuhan, berbeda dengan sejumlah besar nenek moyangnya. Ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Hizkia jugalah yang memelopori diadakannya kembali ibadah-ibadah kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem. Ia mengadakan pembaharuan mental yang bersifat menyeluruh terhadap kehidupan bangsa Yehuda, bahkan ia berani mengajak orang-orang di Kerajaan Israel dan kepada suku Efraim dan Manasye untuk beribadah merayakan Paskah. Pembaharuan yang menantang seluruh orang Yehuda dan Israel pada saat itu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, yaitu untuk terus hidup di dalam kekudusan. Nasehat dan perintah yang diikuti oleh seluruh bangsa itu, yang membuat doa-doa mereka didengar Tuhan kembali (ay. 27).

Apakah ikut Tuhan itu cukup dengan beribadah rutin saja? Atau dengan melakukan segala perintah Tuhan sebagai keharusan saja? Ini memang baik. Tetapi ikut Tuhan adalah totalitas, keseluruhan hidup tanpa ada satu pun bagian dari hidup ini yang tidak dipersembahan kepada Tuhan. Totalitas dalam kesadaran bahwa memang kita harus menyerahkan seluruh hidup kepada Dia. Itulah ibadah yang sejati.


Selamat Menjalani Hari ^-^

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page