top of page

PUASA


Bagi banyak warga gereja, terutama gereja-gereja protestan, masa pra-paskah sering lebih merupakan ”waktu kosong”, dalam arti tidak ada hal yang secara khusus dilakukan. Padahal waktu itu dimaksudkan agar kita menyiapkan diri memasuki masa paskah yang seharusnya kita jalani dengan kerendahan hati dan pertobatan.

Dalam berbagai praktek kehidupan beragama, puasa sering dimengerti sebagai “tidak makan atau minum dalam waktu atau dengan aturan tertentu”. Sebenarnya puasa bukanlah kegiatan yang hanya menyangkut makan dan minum, tetapi mempunyai makna yang jauh lebih dalam, yaitu dalam olah spiritual. Memang ia menyangkut pula aspek jasmaniah seperti halnya makan dan minum, tetapi itu sekedar wujud jasmaniahnya. Kata Ibrani yang dipakai untuk menyebut puasa adalah tsum atau tsom, dan inna nafsyo yang memiliki arti dasar pada “merendahkan” dan “mengendalikan” diri.. Jadi puasa sangat menekankan sikap perendahan diri di hadapan Tuhan. Jadi marilah pada masa pra paskah ini dan dengan menyadari konteks kehiudupan nyata kita sekarang, kita berusaha untuk mengendalikan diri dengan beberpa upaya konkret diantaranya :


Puasa mengeluarkan kata-kata yang kasar, kotor dan menyerang dan ubahlah menjadi kata-kata yang manis dan lembut.


Puasa terhadap rasa kecewa dan tidak puas dan penuhilah dirimu dengan rasa cukup dan syukur.


Puasa marah dan penuhilah dirimu dengan kesabaran dan pengendalian diri.


Puasa atas perasaan-perasaan dan sikap pesimis dan penuhilah dirimu dengan optimisme dan keyakinan serta pengharapan.


Puasa terhadap kekuatiran dan penuhilah dirimu dengan percaya kepada kasih dan pemeliharaan Tuhan.


Puasa meratap dan mengeluh dan belajarlah menikmati hal-hal yang sederhana sebagai keindahan hidup.


Puasa stress dan penuhilah dirimu dengan doa.


Puasa dari kesedihan dan kepahitan dan penuhilah hatimu dengan sukadita.


Puasa egois dan gantilah hatimu dengan kasih, kepedulian dan belarasa kepasa sesama.


Puasa dari sikap tidak bisa mengampuni dan balas dendam dan gantilah dengan pendamaian dan pengampunan.


Puasa ngomong banyak dan penuhilah dirimu dengan keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.


Puasa dari hoax, fitnah dan kebohongan, dan isilah hati dan lidahmu dengan kata-kata yang benar, membangun dan jujur.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page