“Bertindak Walau Beresiko.”
““Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.””
Ester 4:11 TB
Park Jee Young dengan sigap membagikan pelampung keselamatan pada penumpang saat kapal Sewol di Korea Selatan yang berpenumpang mayoritas anak-anak sekolah mulai tenggelam. Seorang wanita yang ditolongnya sempat bertanya mengapa dirinya tidak menggunakan jaket keselamatan. Park menjawab bahwa kru kapal akan menjadi yang terakhir dan ia harus menyelamatkan penumpang lain terlebih dahulu. Malangnya, wanita yang dianggap pahlawan ini termasuk dalam penumpang yang ditemukan tewas di kapal itu.
Ester adalah salah satu orang Yahudi yang hidup sebagai orang buangan di ibu kota Persia. Nasibnya mendadak berubah setelah ia terpilih menjadi ratu di negeri itu. Namun berita tentang rencana Haman untuk memusnahkan bangsa Israel begitu mengusik hatinya. Pasalnya, jika itu terjadi, ia pun tak akan luput dari pembantaian. Hanya ada satu cara untuk menyelamatkan bangsanya: menemui Raja Ahasyweros dengan risiko jika raja tidak berkenan ditemui, Ester bisa jadi menemui ajalnya. Dan Ester mengambil langkah berani itu demi menyelamatkan bangsanya.
Berani melakukan kebenaran di saat kita menyaksikan ketidakbenaran yang terjadi tidaklah mudah. Tak jarang kita dihadapkan dengan risiko buruk yang justru menimpa diri kita. Namun hidup orang-orang beriman dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi terang dalam kegelapan, bertindak benar di tengah ketidakadilan, sekalipun ada harga bayar yang harus ditanggung. Kiranya Tuhan dengan kasih karunia-Nya memampukan kita menjadi “Ester-Ester” yang berani bertindak benar di tengah zaman yang bengkok ini.
Selamat Menjalani Hari. ^-^