top of page

Belajar Mengenal: Menanggapi Keragaman (4)


Beberapa edisi binawarga yang telah lalu telah tersaji bagi kita beragam sinode-sinode yang banyak ditemui dalam relasi keseharian kita. Dari reaksi sekilas yang selama ini tampak pada umat maka tampak dua sikap yang berbeda terhadap realitas keberagaman ini. Di satu sisi kita menemukan sikap keterbukaan serta persahabatan, sementara sisi lainnya ada sikap kecurigaan serta kewaspadaan yang besar. Sikap pertama lebih ditunjukkan kepada gereja-gereja tradisional yang kita temui (GKI,GPIB), sementara sikap kedua lebih terlihat ketika kita menjumpai gereja-gereja beraliran pentakosta/karismatik (GPDI, GBI, dll). Alasannya sederhana bahwa gereja-gereja pentakosta karismatik adalah gereja yang ‘asing’ dengan pengajaran dan cara beribadah yang sama sekali berbeda dengan GKJ. Dualitas sikap tersebut menunjukkan bahwa sikap kita belumlah jelas terhadap realitas keberagaman ini.


Gereja-gereja aliran pentakosta/karismatik juga cukup menjadi perhatian dikarenakan gereja-gereja inilah yang ditengarai banyak menjadi tempat beribadah warga-warga gereja tradisional ketika mereka tidak pergi ke gereja asalnya. Kaum muda diduga lebih menikmati pola beribadah seperti di gereja-gereja tersebut. Realita ini memang terjadi, lantas bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap keberagaman gereja ini.


Pdt. Joas Adiprasetya dalam salah satu artikelnya pernah menulis bahwa kecurigaan terhadap aliran-aliran yang lain sesungguhnya tidak membuat pertumbuhan gereja lebih meningkat, maka alih-alih curiga terhadap aliran-aliran lain maka lebih baik bagi gereja untuk memperjelas visi/ misi dan strategi pembangunan mereka. Sementara itu PPA GKJ juga mengungkapkan bahwa keberadaan gereja-gereja lain harus dipahami sebagai rekan sekerja untuk mewujudkan misi Allah di dunia. Perbedaan ajaran, peribadahan, dan lainnya dipahami sebagai sebuah keniscayaan yang tidak harus disatukan melainkan dihargai untuk kemudian bersama-sama melangkah dalam perwujudan Kerajaan Allah di dunia.


Lantas dengan upaya penghargaan dan penerimaan terhadap gereja-gereja lain apakah GKJ menjadi kehilangan identitasnya? Sama sekali tidak karena dengan mengenal yang lain kita justru lebih mengenali identitas dan ciri khas kita. Fokus tiap-tiap gereja harusnya berpegang pada strategi, visi, dan misi yang telah dirumuskannya dan membuat ketiganya jadi motor dibalik setiap aktivitas di Gereja. Keberadaan gereja-gereja yang lain pada akhirnya bukanlah ancaman melainkan rekan untuk berdialog.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page