top of page

Mencintai dan Akrab dengan Tuhan


Yesaya 43:16-21, Mazmur 126, Filipi 3:4-14, Yohanes 12:1-8


Orang yang ‘nampak’ akrab secara fisik, belum tentu sungguh-sungguh mencintai. Untuk hal itu, kita mengenal istilah ‘musuh dalam selimut’. Namun orang yang mencintai akan selalu menghasilkan relasi yang akrab. Seseorang yang mencintai, akan memiliki hubungan yang akrab, dekat dan melekat. Keakraban itu tidak dibuat-buat, namun mengalir dengan sendirinya dari hati yang penuh cinta.


Para tokoh dalam bacaan leksionari hari ini, menerima limpahan cinta Ilahi, terutama Maria dan Paulus. Mereka menyambut cinta Ilahi tersebut dengan hasrat dan gairah besar untuk mendekat dan mengenal Kristus lebih dalam. Cinta mereka tidak dibuat-buat, namun lahir dari rasa syukur karena telah lebih dahulu dicintai. Cinta itu pula yang mendorong mereka mengambil tindakan yang menurut ukuran manusia tidak masuk akal. Maria dicela Yudas Iskariot. Paulus dimusuhi pemerintah dan banyak orang. Cinta kepada Tuhanlah yang menjadikan mereka rela melakukan apa saja. Kekuatan cinta itu pula yang mendorong mereka berani menunjukkan kasih kepada Yesus meski hal itu mengandung resiko besar bagi keselamatan jiwa mereka.


Seberapa besarkah cinta kita kepada Tuhan? Ingat, akrab belum tentu cinta. Namun, mencinta tentu akan menghasilkan keakraban. Mari miliki kehidupan rohani yang akrab dengan Yesus. Kesalehan yang lahir dari hati yang mencintai-Nya. Bukan keakraban atau kesalehan yang semu.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page