Menghargai Proses
Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" (Keluaran 17:3)
Bersyukur, selalu lebih baik daripada bersungut-sungut. Bersyukur menjadikan hidup terasa manis sedangkan bersungut-sungut membuat hidup terasa pahit. Tidak ada hal menyenangkan yang dapat kita temukan dalam sungut-sungut. Sebaliknya, selalu berlimpah kebaikan jika kita pun memenuhi hari kita dengan bersyukur.
Kisah eksodus Bangsa Israel memberikan kepada kita contoh tentang hal ini. Bangsa ini bersungut-sungut dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Mereka bersungut-sungut karena mereka tidak pandai bersyukur. Dalam setiap berkat yang Tuhan berikan, mereka selalu melihat hal-hal untuk dikeluhkan. Ketika mereka bebas dari perbudakan, mestinya bersyukur karena menjadi bangsa merdeka. Namun sebaliknya, mengeluh karena tidak punya makanan, bahkan menuduh Musa hendak membunuh mereka di padang gurun. Mereka mengatakan hidup sengsara, tidak punya apa-apa untuk dimakan, hingga badan kurus kering kurang makan, padahal setiap hari Tuhan memberi roti Manna untuk mereka makan (baca Bilangan 11:6). Begitu banyak berkat yang mereka terima. Namun mereka selalu menemukan diri dalam kekurangan. Semua itu terjadi karena mereka tidak dapat bersyukur, dan tidak dapat menghargai sebuah proses.
Saudara, mari perbanyak bersyukur agar kita dapat melihat hari ini dan hari-hari di masa depan dengan penuh harapan. Tidak ada keberhasilan yang instan. Hargailah setiap proses yang kita lalui. Kegagalan, kesulitan dan hambatan adalah jalan yang wajar ditempuh untuk mencapai hidup yang lebih baik. Pandanglah semua itu dengan kepala tegak dan hati bersyukur karena kita diperkenankan menjalani proses hidup bersama Tuhan.
Selamat berproses. ^-^