Bersandar pada Pemeliharaan Allah
Kisah Rasul 5:27-32, Maz. 150, Wahyu 1:4-8, Yoh. 20:19-31
Selama ini umat Kristen Katolik hidup damai sejahtera di Sri Lanka. Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat yang mayoritas beragama Budha. Tidak ada pikiran buruk dalam diri umat nasrani kalau-kalau kehidupan beragama mereka terancam. Hingga, peristiwa yang terjadi di Minggu Paska, 21 April 2019 mengejutkan dan mengguncang umat nasrani serta masyarakat Sri Lanka bahkan dunia. Ada orang yang tidak bertanggung jawab melakukan aksi bom bunuh diri di 2 gereja besar di sana.
Kita dapat membayangkan bagaimana perasaan umat. Bukan hal mudah bagi mereka untuk tetap percaya dan bersandar kepada Tuhan dalam situasi yang demikian. Bagaimana orang dapat tetap percaya pada pemeliharaan Tuhan dalam situasi menderita, kesakitan, kesedihan dan putus asa? Mengapa, justru pada saat umat sedang khusyuk beribadah, bencana itu datang? Mengapa Tuhan tidak mencegah dan menjaga umat yang sedang berdoa itu?
Bacaan leksionari Minggu ini mengajak kita untuk bercermin melalui pengalaman dan pergumulan iman tokoh-tokoh dalam Alkitab. Di dalam kesukaran dan penderitaanlah iman kita kepada Tuhan teruji. Iman para rasul kepada Tuhan teruji ketika mereka berada dalam tekanan Mahkamah Agama. Mereka berpegang pada keyakinan bahwa ketaatan kepada Tuhan jauh lebih penting dari apapun. Bersandar pada pemeliharaan Tuhan berarti juga percaya pada Tuhan yang tidak kita lihat. Menjalani dengan rendah hati proses untuk menjadi percaya seperti Tomas (Yoh. 20:19-31).