Memulai Berdamai
Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.
(Kejadian 33:4 - baca juga ayat 1 sampai 16)
Puluhan tahun Esau dan Yakub saling bermusuhan, karena Yakub mengambil hak kesulungan Esau. Setelah lama berpisah, keduanya memendam rindu. Namun keduanya diliputi rasa kuatir dan takut. Kuatir kalau entah adik atau kakak membalas dendam. Kedatangan Yakub menjumpai Esau adalah perjuangan yang berat. Yakub kuatir jangan jangan Esau hendak merencanakan yang jahat kepadanya. Demikian pula dengan Esau. Ia kuatir jangan jangan Yakub belum berubah dan punya rencana jahat kepadanya.
Namun, Tuhan mendorong Yakub untuk pulang dan bertemu kakaknya. Ia mengatur strategi, mengutus beberapa kali rombongan untuk mendahuluinya dengan membawa pasukan dan berbagai barang. Kekuatiran dipihak Esau maupun Yakub masih ada. Hingga akhirnya mereka bertatap muka. Yang terjadi jauh berbeda dengan apa yang mereka kuatirkan. Begitu melihat Yakub, Esau langsung berlari mendapatkan dia, mendekap erat penuh kerinduan, dipeluk leher dan diciuminya Yakub, dan mereka bertangis-tangisan. Rekonsiliasi pun terjadi. Mereka saling mengampuni dan keduanya berbaik kembali. Sebuah perjumpaan yang mengharukan.
Setiap orang mungkin pernah berada dalam situasi seperti Esau dan Yakub. Dari mereka kita dapat belajar bahwa pikiran dan ketakutan kitalah yang kerap membentuk gambaran kita tentang orang lain. Dari mereka pula, kita belajar untuk berjuang berani memulai lebih dahulu usaha perdamaian. Kita tidak pernah tahu apakah usaha kita berhasil atau tidak jika kita tidak mencobanya. Kekuatiran dan ketakutan kita seringkali yang menjadi penghambat untuk melakukan sesuatu yang benar. Mari berani lebih dulu memulai usaha perdamaian. Soal hasilnya, serahkan kepada Tuhan. Yang terpenting, kita sudah memulainya lebih dulu.
Selamat hidup dalam damai. ^-^