top of page

Setia kepada Janji Allah


Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.

(Kejadian 17:19 ; baca juga Kejadian 16-17).


Kehadiran seorang anak tentu sangat dirindukan oleh pasangan suami istri. Demikian pula dengan Sarai dan Abram. Mereka terus berdoa dan Tuhan berjanji akan memberikan keturunan anak kepada Abram dan keturunannya akan seperti bintang di langit. Sekian lama menunggu, namun Sarai tidak melihat tanda-tanda Tuhan menggenapi janji-Nya. Masalah pun mulai muncul dalam keluarga. Sarai sudah tidak sabar memiliki anak. Ia memberikan Hagar, hambanya, untuk diperistri oleh Abram. Dalam budaya Mesopotamia, hal tersebut diatur dan diperbolehkan.


Kurangnya iman Sarai terhadap janji Allah memunculkan ide agar Abram memperistri Hagar. Sementara Abram tidak tegas. Ia tidak memperingatkan Sarai untuk taat kepada janji Allah, namun justru melakukan saran istrinya. Sejak saat itu muncullah ketidakharmonisan dalam keluarga Abram.

Ketika Hagar mulai mengandung, muncullah dalam dirinya sikap meremehkan tuannya. Hal itu sangat menyakiti Sarai. Sarai pun kemudian menindas Hagar. Itulah yang membuat Hagar tertekan dan lari meninggalkan rumah dalam kondisi hamil. Jikalau Sarai taat dan percaya kepada janji Allah, maka masalah tersebut tidak akan pernah muncul.

Dan jika kita hanya mengandalkan akal budi dalam mengatasi masalah yang ada, maka kemungkinan besar akan muncul masalah baru. Di sini tanpa sadar kita telah menggeser posisi Tuhan sebagai dasar bagi kita untuk berharap dan percaya. Hal tersebut tampak dalam tindakan Sarai dalam pengambilan keputusan. Bahkan lebih dari itu, ia telah melanggar ikatan perjanjian Allah. Untuk dapat tetap setia kepada janji Allah, kita harus percaya pada rancangan-Nya dalam hidup kita, yaitu rancangan damai sejahtera.


Marilah kita menyatakan iman dan ketaatan kepada Allah dalam segala hal. Masalah akan bertambah kalau kita hanya mengandalkan kepintaran manusiawi semata. Itu hanya akan membuat kita lupa untuk mengandalkan Allah. Marilah kita mengandalkan Allah dalam menyikapi setiap permasalahan yang terjadi, baik dalam keluarga kita, dalam pekerjaan, pelayanan atau dalam hal apapun. Mari berpegang pada janji pengharapan yang diberikan Tuhan kepada kita. 🙏


#TimVitji GKJJoglo#

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page