top of page

W A R A S


WARAS, adalah ungkapan Jawa yang secara sederhana berarti sehat, baik, segar dan berfungsi normal. Waras menjadi dambaan semua orang, seperti sering ditanyakan ketika orang bertemu, atau ketika orang berpisah : mudah-mudahan “diparingi seger waras” (dianugerahi sehat walafiat). Waras juga menjadi nama yang memotivasi orang untuk sehat. Banyak apotek, toko obat, atau bahkan rumah sakit memakai nama “sumber waras”, “sugih waras”, dsb.


Bersikap ramah, suka menolong, berbuat baik, ternyata sangat baik untuk kesehatan mental dan phisik. Itu dapat mengurangi stress dan meningkatkan daya tahan dan kesegaran tubuh. Pernyataan ini bukan datang dari khotbah di atas mimbar, tapi juga dari para ahli psykhologi. Orang yang suka berbuat baik, cenderung riang, ceria, sehat, mampu bertahan dan mengatasi kesulitan. David Mecleland meneliti kesehatan para pekerja sosial, dan ternyata kondisi kesehatan mental dan phisik mereka rata-rata lebih baik katimbang para pekerja dengan ketegangan dan kesulitan tinggi dalam pekerjaan mereka seperti dinas gangguan, dan buruh pabrik.


Bahkan menonton film yang bercerita tentang perbuatan baik yang mendalam dan mengesankan, dapat membantu orang untuk sehat dan waras. David juga pernah meneliti orang-orang yang menonton film tentang Ibu Teresa dari India yang menolong dan mengasihi kaum papa. Ternyata kadar anti bodi para pemirsanya cenderung bertambah, dan memberi dampak kesehatan mental dan hormonal. (itu sebabnya sekarang masyarakat cepat marah, stress dan agresif, karena yang ditonton cuma film kekerasan).


Ahli lain, Dr. Jonas, juga menyimpulkan bahwa sikap altruistis (suka mendahulukan kepentingan orang lain, kebalikan dari egoistis) adalah salah satu jawaban untuk mengatasi krisis kesehatan. Bahkan ahli lain, Dr. Spielberger dengan lebih lugas mengatakan: “pikiran yang busuk, agresif, dendam, memandang orang lain sebagai musuh adalah awal dan penyebab dari banyak krisis kesehatan dan kematian”.


Yesus Kristus telah sedemikian mengasihi, melayani, mengampuni, mendatangi, berkorban untuk kita, supaya kita sehat, selamat dan waras. Ternyata hanya orangorang yang terlebih dahulu telah dapat mengalami dan merasakan kasih yang mendalam, orang yang merasakan pembebasan dari belenggu-belenggu kehidupanlah, yang dapat melakukan kasih dan bersikap baik terhadap orang lain. Orang-orang seperti itu pada kedalaman jiwanya memiliki sumber waras, yang kemudian terwujud dalam hidup yang sehat. Sebenarnya para ahli tersebut di atas “hanya” menegaskan kembali kebenaran firman yang dapat kita baca dalam Amsal 14:30. Hati yang tenang dan gembira adalah sumber waras.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page