Mengemban Perutusan Tuhan
esaya 66:10-14, Maz. 66:1-9, Gal. 6:1-16, Luk. 10:1-11, 16-20
Jika kita menelusuri Alkitab, ada banyak penggambaran yang digunakan untuk menunjukkan relasi antara Allah dengan manusia. Ada yang menggambarkan Tuhan sebagai Bapa (Mazmur 103:13) atau Ibu bagi kita (Yes.66:11), dan kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya. Ada pula yang menggambarkan Tuhan sebagai sahabat yang bisa kita ajak berbincang-bincang dengan intim (Keluaran 33:11, Yohanes 15:14), ada pula yang menggambarkan Tuhan sebagai Guru Agung dan kita adalah murid-murid-Nya.
Dalam Bacaan Injil hari ini, kita juga membaca bagaimana Tuhan memandang kita sebagai ‘mitra kerja-Nya’. Tuhan Yang Maha Agung itu, berkenan melibatkan kita dalam karya penyelamatanNya kepada umat di dunia. Ia mengajak kita untuk turut ambil bagian berpartisipasi dalam mendatangkan kebaikan dan kedamaian diantara sesama kita. Setiap orang percaya yang memberi diri mengikut Yesus diberi tugas perutusan. Tugas itu tidak untuk dikerjakan seorang diri, namun bersama orang percaya yang lain, untuk saling menguatkan, menolong, dan bekerja sama.
Jika Allah menjadikan kita mitra kerja/pelayanan-Nya, itu berarti Allah memandang kita mampu melakukannya. IA memperlengkapi kita dengan kemampuan-kemampuan. Sehingga sesungguhnya, setiap orang memiliki potensi untuk mewartakan kabar keselamatan. Sebagai mitra yang baik, Allah juga mem-briefing kita dalam mengerjakan karya tersebut, sebagaimana Yesus membriefing para murid tentang apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Mari kita melakukan tugas perutusan dengan sukacita. IA memperlengkapi dan memampukan kita untuk melakukannya.