top of page

Ekspresikan Kesalehan Sejati Yesaya


58:1-14, Maz. 103, Ibrani 12:18-29, Lukas 13:10-17


Mana yang lebih Anda suka? Yang indah namun palsu, atau yang tidak indah namun asli?


Banyaknya aplikasi yang muncul dan dapat dimanfaatkan dalam mobile phone yang kita miliki menunjukkan bahwa banyak orang lebih memilih ‘yang indah namun palsu’ katimbang menunjukkan keadaani apa adanya. Misalnya, ketika orang berfoto, akan memilih fitur beuty, atau fitur-fitur lain yang dapat membuat wajah seseorang nampak lebih muda, bersih, dan tentu terlibat lebih tampan atau cantik. Baru setelah itu, foto yang dihasilkan di upload di media sosial, atau digunakan sebagai profile WA, Instagram, Twitter, atau yang lainnya.


Kecenderungan untuk menampilkan yang palsu, juga merasuk dalam kehidupan beriman. Hal ini semakin menjadi dan dapat kita lihat saat ini. Banyak orang hidup beragama, namun mereka sesungguhnya tidak mengimani apa yang ia ketahui tentang agama yang dianut. Sebab, agama dijalani sebatas sebagai ritual. Menjadi terlihat saleh saat beribadah. Namun setelah itu, ibadah yang ia jalani tidak berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Banyak juga yang mengukur kesalehan dari atribut yang dikenakan dan kemampuan kognitif tentang apa yang diimaninya.


Melalui bacaan Alkitab kita Minggu ini, kita diingatkan untuk memiliki kesalehan sejati. Kesalehan yang lahir dari hati yang takut dalam kasih (Jawa= wedi asih) kepada Tuhan. Firman yang kita baca dan dengar, ibadah yang kita ikuti, kegiatan-kegiatan gereja di mana kita turut ambil bagian di dalamnya, mestinya dapat mengubah hidup kita ke arah yang lebih baik. Apa yang kita imani, haruslah dapat mentransformasi diri kita. Jika tidak, maka kita musti bertanya kepada diri sendiri. apakah kita juga menjadi salah satu orang seperti kepala rumah ibadat yang disapa sebegai orang yang munafik oleh Yesus dalam Lukas 13:14, 15.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page