top of page

DIPANGGIL DALAM PENJARA

Ketika Jacob de Shazer ditangkap sebagai tawanan perang di Jepang pada 18 April 1942, ia adalah seorang ateis. Ia merupakan anggota pasukan pimpinan James Harold Doolitle, yang dikenal sebagai perwira militer dan pilot Amerika yang memimpin pesawat tempur yang melakukan pemboman terhadap Tokyo dan kota-kota lain di Jepang pada bulan April 1942.



Ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara dan sempat melihat seorang rekannya ditembak oleh regu tembak Jepang, dan seorang lagi mati karena sakit dan kelaparan. Pengalamannya dalam penjara sedemikian mengerikan sehingga ia merasa setiap hari berada di tepi jurang kematian. Kematian baginya seperti telah berada di sampingnya dan setiap saat akan menjemputnya.


Selama beberapa bulan dalam penjara dan penyiksaan, ia teringat akan beberapa hal tentang kekristenan yang pernah ia dengar dari beberapa temannya. Kenangan itu kini menjadi sedemikian penting dan mendesak baginya untuk dipelajari dan dimiliki, justru ketika maut terasa sudah menjadi temannya setiap hari. Oleh sebab itu dengan keberanian yang tersisa, ia minta kepada petugas penjara untuk mendapatkan Alkitab.


Petugas penjara tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan itu, dan membentaknya beberapa kali. Maklum, Alkitab tidak mudah ditemukan di Jepang waktu itu. Tetapi setiap pagi, ia tetap meminta sebuah Alkitab. Penjaga penjara sering marah dan membentaknya karena terganggu dengan permintaan itu, sampai akhirnya suatu hari pada bulan Mei 1944, penjaga penjara itu melemparkan sebuah Alkitab ke dalam penjara sambil memaki dan membentak : “Engkau boleh meminjamnya selama tiga minggu! Aku akan mengambilnya tiga minggu lagi! Jangan ribut! Kalau masih ribut, kuhajar kau! Sesuai ucapannya, penjaga itu mengambil Alkitab yang telah dibacanya selama tiga minggu, dan Shazer tak pernah melihatnya lagi.


Pada tahun 1948, Shazer, si bekas perajurit dan tawanan perang yang ateis itu, kembali ke Jepang bersama istri dan seorang bayi laki-lakinya. Tapi ia bukan lagi seorang tawanan perang yang ateis, melainkan seorang missionaris. Semua itu disebabkan oleh karena seorang serdadu Jepang yang meminjamkan Alkitab selama tiga minggu kepadanya dalam penjara.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page