top of page

PRESTASI dan RENDAH HATI


Seorang bangsawan Jepang yang kaya memiliki seekor burung piaraan yang berbulu amat indah. Ia ingin memiliki lukisan burung itu agar binatang kesayangannya itu diabadikan dalam lukisan. Lalu pergilah ia kepada Holusai, seorang pelukis terkenal. Kepada pelukis itu ia minta agar lukisannya jadi dalam dua minggu.



Ketika pelukis itu mulai mengamati burung yang bulunya amat indah itu dan mulai membuat sketsa, ia mengalami kesulitan karena pernik dan alur warna bulunya sangat kompleks. Kesulitan kedua yang tidak kalah besarnya adalah bahwa burung itu amat lincah, selalu bergerak dengan cekatan sehingga sulit diamati dalam posisi diam.


Lalu ketika sang bangsawan datang hendak mengambil burung dan hasil lukisannya, sang pelukis membungkuk hormat dan memohon maaf dan minta agar diberi waktu lebih agar ia melukisnya dengan baik. Dua minggu kemudian bangsawan itu datang lagi, dan sang pelukispun membungkuk hormat mohon maaf lagi, minta waktu lagi. Berkali-kali penundaan itu terjadi sampai suatu saat sang bangsawan memaksanya untuk mengambil hasilnya.


Ketika bangsawan itu datang, sang pelukis sedang menyelesaikan lukisan yang dipesannya. Sang bangsawan terkesima melihat betapa sang pelukis dengan amat lincah, cepat dan akurat dalam menyelesaikan lukisannya, dan hasilnya begitu indah. Tapi ia juga marah besar karena tahu bahwa ternyata sang pelukis tidak dapat merampungkan lukisannya dalam waktu yang relatif pendek. “Kamu bisa menyelesaikan dengan amat cekatan dan baik lukisan yang hebat ini, tapi kenapa kamu mengulur waktu berbulan-bulan?”.


Dengan rendah hati dan mohon maaf sang pelukis membawa sang bagsawan yang marah itu ke dalam ruangan-ruangan di studionya. Betapa terkejutnya sang bangsawan ketika di ruangan itu terdapat berpuluh-puluh lukisan yang hampir sama.. Dengan sungguh-sungguh sang pelukis mengatakan :”Maaf tuanku, tidak mudah melukis burung yang amat indah dan lincah itu. Saya memerlukan waktu lama untuk melatih dan mencobanya. Yang tadi saya selesaikan adalah hasil terbaik yang saya dapat sesudah melatih dan mencobanya terus selama beberapa puluh kali.”


Banyak orang cenderung melihat dan menikmati hasil akhir dari suatu prestasi yang menyenangkan, tanpa melihat jerih payah yang lama digumuli sampai seseorang dapat menyuguhkan karya dengan baik setelah mengalami kegagalan dan latihan yang cukup melelahkan. Di balik prestasi dan karya yang membuat orang menikmati sesuatu yang nyaman dan indah, sering terbentang pergumulan, jerih payah, termasuk juga penderitaan dan kegagalan, yang orang lain tidak pernah memahami dan merasakannya.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page