top of page

Langit tidak selalu biru


Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

(Lukas 1:6-7)


Banyak orang kristen yang mengalami, merasa hidupnya sudah begitu baik, taat dan patuh kepada Allah namun seringkali harus ada sisi "tetapi" yang harus ia rasakan yang membuat kecewa bahkan hidupnya menjadi kehilangan harapan. Sisi-sisi kehidupan yang baik seringkali ada "tetapi"nya. Banyak kisah dalam Alkitab yang menggambarkan hal ini. Daud seorang raja yang sangat diberkati tetapi mengalami kejatuhan yang membuat hidupnya sempat hancur. Petrus murid yang kuat seperti batu karang tetapi sayang terlanjur melakukan penyangkalan. Demikian juga Zakaria dan Elizabeth yang benar dan tak bercacat dimata Tuhan tetapi tidak dikaruniai anak sampai usia sepuh, sehingga merekapun pesimis bahkan Zakharia meragukan janji Tuhan untuk memberikan mereka anak diusia sepuh.


Kitapun pasti pernah mengalaminya. Seolah ada bagian keping kehidupan disela segala sukacita kita yang kita terima yang membuat kita jadi merasa "gela". Kok begini, kok begitu, kenapa begini kok tidak begitu.


Firman hari ini mengingatkan kita, bahwa rajutan Tuhan atas hidup kita tidak selamanya dibuat halus mulus. Ada saat Tuhan mengijinkan langit kehidupan kita tidak selalu biru. Namun belajar dari Zakharia dan tokoh Alkitab lainnya hendaknya hal ini

janganlah membuat kita kendor dalam iman. Langit yang tidak selalu biru itulah yang sering kali dipakai Tuhan sebagai cara agar kita terus bergantung pada Dia dan menaruh percaya penuh. Oleh karena itu ketika langit kehidupan kita tidak tengah biru, teruslah berpegang dan hanya bergantung pada Tuhan, jangan ragu dan pesimis seperti Zakharia. Meski langit kita tidak selalu biru, tetapi penyertaan dan janji Tuhan tidak pernah berlalu.


#Timvitji GKJJoglo#

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page