top of page

Berbuat Baik bagi Kemuliaan Tuhan


Yesaya 58:1-12, Mazmur 112:1-10, 1 Korintus 2:1-16, Matius 5:13-20


Ada pendapat yang mengatakan bahwa semua kepercayaan adalah sama. Semua mengajarkan tentang kebaikan, mendorong penganutnya untuk gemar melakukan perbuatan-perbuatan baik. Sampai di titik ini, pendapat itu tidak keliru. Namun, apabila ditelisik, apakah motivasi setiap keyakinan sehingga mendorong para penganutnya untuk berbuat baik, maka kita akan melihat bahwa setiap keyakinan memiliki motivasi yang berbeda-beda. Lalu, apakah yang membedakan perbuatan baik yang diajarkan Yesus dengan yang lain?


Yesus mengundang pengikutnya untuk hidup ‘selayaknya’ garam dan terang (Matius 5:13-20). ‘Selayak’-nya dan bukan ‘menjadi’, karena ‘garam’ dan ‘terang’ adalah identitas kita. Pengikut Kristus semestinya hidup sebagai ‘garam’ yang memberi rasa bagi sekitar. Sedikit, namun memiliki daya yang kuat sehingga mampu menjadikan sesuatu yang hambar menjadi berasa. Pengikut Kristus semestinya juga hidup sebagai terang yang dapat menyingkirkan kegelapan. Di manapun pengikut Kristus berada, di situ gelap dikalahkan. Hidup sebagai ‘garam’ dan ‘terang’ adalah hidup yang berpadanan dengan identitas pengikut Kristus, menghadirkan kebaikan bagi sekitar, menimbulkan damai sejahtera bagi sesama. Jika seorang pengikut Kristus berbuat baik, maka perbuatan baik itu adalah bagian dari identitasnya. Pengikut Kristus semestinya berbuat baik. Jika pengikut Kristus tidak melakukan perbuatan baik, maka ia hidup menyangkali identitasnya.


Dengan demikian, setiap perbuatan baik pengikut Kristus adalah perbuatan bagi kemuliaan Tuhan. Ia berbuat tidak berdasarkan hikmat dunia, yang mencari kemuliaan bagi diri sendiri, berbuat baik agar dinilai baik oleh dunia (bdk. 1 Kor. 2:1-16). Perbuatan baik pengikut Kristus adalah perbuatan yang mengubahkan, berdaya guna, dan memulihkan semesta.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page