top of page

HIDUP PENUH TOPENG


Kita sudah amat mengenal kata make up, yang berarti “membuat lebih’. Kalau wajah kita tampak ada kekurangan, kita make up supaya lebih indah. Dalam arti itu make up bermakna positip, yakni membuat menjadi lebih. Tapi make up juga kadang bermakna negatif, yaitu ketika “polesan-polesan” itu dibuat sedemikian rupa menjadi “topeng” atau “selubung” yang menutupi ketidak-jujuran, sehingga mengarah pada kemunafikan.


Ada sebuah cerita menyedihkan dari Yugoslavia tentang seorang pria ‘manis’ dan ‘pemalu’ yang ternyata ‘brengsek” betul. Suatu waktu ada seorang wanita muda secara rahasia menceritakan rencana pernikahannya dengan seorang pria, kepada sepupu perempuannya. Kata si wanita, pria calon suaminya itu sedemikian pemalu sehingga ia ingin agar pernikahannya dirahasiakan. Sepupu perempuannya penasaran dengan berita yang menggelitik itu, sehingga ia ‘mengintip’ acara pernikahan yang dirahasiakan itu. Betapa terkejutnya ketika ia tahu, ternyata mempelai prianya adalah suaminya. Ketika suaminya dulu menikahinya, suaminya juga bersikap pemalu sehingga ia tidak ingin pernikahannya dipublikasikan.


Lalu terjadilah keributan, karena suami pemalu itu dituduh menikah dengan surat palsu dan membohongi kedua wanita yang dinikahinya itu. Yang ‘hebat’ dari cerita itu adalah bahwa menyusul keributan antara 2 wanita itu, ternyata muncul lagi sejumlah wanita lain yang mengaku dinikahi dengan pola yang sama. Dan tidak-tanggung-tanggung jumlahnya, ada 50 wanita. Mereka sama-sama menuntut laki-laki itu di pengadilan. Si pria pemalu itu akhirnya lebih memilih masuk penjara katimbang babak belur dihajar oleh 50 istri “gelap’ nya. Masyarakat memberi julukan kepada pria “pemalu’ itu dengan julukan ‘The Terrible’ yang berarti si Brengsek.


Mengapa si Brengsek itu berhasil menipu 50 perempuan itu menjadi isterinya? Karena dia tampil sangat manis, pemalu, sopan, dan bahwa ia seorang sales yang setiap kali bepergian dengan pesawat dari satu kota ke kota lain. Sambil terbang dan menawarkan dagangannya dari kota ke kota, ia menikah dan mengunjungi istri-istrinya secara berganti-ganti dan untuk sementara istri satu sama lain tidak saling mengerti. Dan senjatanya yang paling ampuh adalah justru penampilannya yang manis dan pemalu. Itulah make up, kepalsuannya.


Mari kita tampilkan sosok kita dengan baik dan jujur. Make up memang perlu agar kita tampil menarik, tetapi kejujuran dan integritas adalah pakaian-pakaian iman dan make up yang jauh lebih otentik dan orisinil. Dengan itu hendaknya orang beriman berdandan dan menjadi teladan.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page