Menjadi Jalan Berkat
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Galatia 6:10)
Makin hari kita merasa bahwa egoisme di kota besar semakin kuat. Makin banyak orang mengutamakan kepentingan pribadi. Di rumah, di jalan, di lingkungan kantor, di tempat tinggal bahkan di gereja, dalam pergaulan, kerja sama, interaksi dan berbagai aktifitas kehidupan, sikap pementingan diri sendiri ini muncul. Orang mau menang sendiri, enggan berbagi, enggan mengalah, enggan bertoleransi, kurang peduli dan kurang peka akan orang lain. Kita makin banyak melihat orang menjadi mudah marah, mudah tersinggung, dan perilaku-perilaku lain yang membuat sekeliling kita tidak tenteram, tidak sejahtera, dan tidak bahagia.
Diminggu pra paska pertama ini kita diingatkan melalui firman Tuhan, "selama masih ada kesempatan", mari kita berusaha agar dapat menjadi jalan berkat. Kita tidak tahu berapa lama lagi kita diberi kesempatan Tuhan untuk dapat membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi sekeliling kita. Kita tidak tahu berapa lama lagi Tuhan memberi kesempatan kita hidup di dunia. Tak ada seorangpun yang tahu. Itu adalah rahasia Tuhan. Oleh karena itu, mari sisa waktu yang Tuhan ijinkan untuk kita jalani dalam kehidupan ini, kita isi dengan penghayatan, bahwa sekaranglah waktunya kita harus menjadi jalan berkat bagi sekeliling kita, bukan esok, bukan nanti.
Sekaranglah saat yang sangat tepat untuk membuang egoisme-egoisme yang menyebabkan jalan kita untuk menjadi berkat bagi orang lain mampet. Menjadi jalan berkat, artinya secara aktif dan proaktif kita menjadi pribadi yang menyediakan diri dipakai Tuhan. Mari kita berusaha agar dapat memberi makna yang baik dan membahagiakan bagi orang lain di sekeliling kita. Selamat menjadi jalan berkat, Tuhan memampukan.
#TimVitji GKJJoglo#