top of page

Mengusahakan Perdamaian


Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!

(Roma 12:18)


Setiap orang mendambakan hidup dalam damai bersama orang lain. Demikian pula jemaat di Roma. Namun sayang, jemaat ini sedang mengalami konflik dalam relasi di antara tubuh jemaat. Mereka juga menghadapi tekanan dari pihak luar, baik dari orang-orang Yahudi maupun Roma. Paulus menulis surat ini untuk memberi nasihat kepada mereka, bagaimana seharusnya mereka bersikap atas relasi yang tidak damai itu. Paulus mengingatkan bahwa sebagai pengikut Kristus, jemaat hendaknya mengusahakan hidup dalam perdamaian dengan semua orang. Tidak perlu menunggu orang lain yang memulai usaha perdamaian itu. Hidup dalam damai harus dimulai dari diri sendiri. Karena itu Paulus menuliskan, sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu.


Kata 'sedapat-dapatnya' menunjukkan bahwa usaha kita untuk hidup dalam damai sering kali tidak mudah. Kerap kita menemui usaha perdamaian kita gagal, padahal kita merasa sudah melakukan dengan maksimal. Kita merasa sudah mengorbankan banyak hal agar tercipta kedamaian. Namun bacaan Alkitab hari ini mengingatkan, agar kita tidak patah semangat dalam mengusahakan hal tersebut. Tak perlu menunggu orang lain atau keadaan di luar diri kita. Tetapi mari kita mengusahakannya terlebih dahulu. Sebab kedamaian dalam berelasi dengan orang lain berawal dari diri kita sendiri, bukan orang lain atau keadaan di luar kita.


Dalam Masa Prapaska ini, mari kita semakin tekun dan giat dalam mengusahakan perdamaian. Mari kita hidup pantang bertengkar, konflik, dan perselisihan. Mari kita mulai dari diri kita sendiri. Tak perlu menunggu orang lain. Seperti kata Paulus, sedapat-dapatnya jika hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.


#TimVitji GKJJoglo#

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page