top of page

JUMPA MESSIAS


Ketika masyarakat dan budaya demikian meminggirkan perempuan, Yesus justru memberi penghargaan, tempat yang wajar dan mengasihinya. Memang, diukur dengan ukuran masyarakat, agama dan budaya pada jamannya, sikap Yesus itu adalah sebuah penjungkir-balikan sistem nilai. Tetapi sebenarnya sistem nilai itulah yang sudah terjungkir-balik, dan Yesus mengembalikannya sebagaimana dulu laki-laki perempuan dijadikan Allah. Perlakuannya memberikan tempat yang sama bagi laki-laki dan perempuan di hadapan Allah.


Salah satu sikap yang paling mencolok adalah ketika Ia bercakap-cakap dengan seorang perempuan Samaria di sumur Yakub (Yoh.4). Lha kok bercakap-cakap berdua dengan seorang perempuan Samaria di sumur, di siang bolong lagi, dan ketika tak seorangpun mengambil air; lha wong melewati daerah orang Samaria saja, bagi seorang Yahudi yang saleh dan terhormat, adalah sebuah pantangan. Ada tiga kehinaan melekat pada orang ini : perempuan, ke-Samaria-annya, dan bahwa ia seorang yang suka main serong. Dan… Yesus meminta seteguk air kepadanya!


Dengan sikapNya yang “aneh” itu Yesus tidak hanya bersikap ramah kepada perempuan itu, tapi Ia bahkan sudah mendobrak 5 aturan sosial Yahudi yang berlaku waktu itu : (1) melewati dan memasuki “wilayah haram”, yaitu daerah Samaria, (2) bercakap-cakap sendirian dengan seorang wanita (haram bagi laki-laki Yahudi), (3) dengan wanita yang rendah, peserong atau pezinah (ia sedang terlibat dalam hubungan gelapnya dengan laki-laki yang ke 6, semua orang tahu, dan seorang rabi Yahudi pantang bahkan memandangnya atau menatap wajahnya sekalipun). (4) Bukan hanya wanita pezinah, ia adalah perempuan Samaria. (5) Dan yang terakhir, ia meminta seteguk air kepada “makhluk najis” itu….


Sikap dan tingkah laku yang tak pernah terjadi itu telah mengejutkan perempuan Samaria itu dan para murid. “Masakan Engkau, seorang Yahudi minta minum kepadaku, seorang Samaria?” ungkap si perempuan. Dan murid-muridNya pun ”heran karena Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang wanita” (Yoh. 4 : 9. 27). Aneh! Dan itu secara radikal membongkar tembok-tembok pemisah dan kotak-kotak sosial serta agama dan gender yang mengungkung kehidupaan manusia dalam kebencian.


Itulah sikap dan teladan nyata yang ditunjukkan Yesus untuk membawa InjilNya kepada semua orang dan segala bangsa supaya setiap orang mendapat kesempatan untuk diselamatkan dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, dan mereka juga menyaksikannya dengan suka cita kepada sesamanya.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page