top of page

Mempersembahkan Kebaikan


Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.

(Ibrani‬ ‭13:16‬)


Dalam pemahaman banyak agama-agama di dunia ‘korban’ adalah sesuatu yang penting dari cara mereka memahami dunia. Salah satunya adalah agama Yahudi. Di ritual korban Perjanjian Lama ada yang disebut Tamid: yaitu korban pagi dan petang di Bait Suci Yerusalem, yang wajib dilakukan. Kalau boleh dipakai contoh: hanya melalui korban pagi, matahari akan terbit, dan hanya melalui korban petang, matahari akan terbenam. Kemudian paham mengenai berkat bisa diusut dari sini: kalau ada tamid, ada berkat, kalau tidak ada tamid, tidak ada berka; dan juga paham mengenai kekudusan: kalau ada tamid, kekudusan Ilahi akan mengalir membersihkan kenajisan umat, kalau tidak ada, ya kenajisanlah yang ada.


Apa yang kemudian terjadi? Kehidupan agama menjadi penuh ritual serta formalitas belaka. Orang beragama lupa akan tugas utama untuk menyatakan kebaikan kepada segenap ciptaan. Penulis surat Ibrani mengingatkan bahwa Yesus adalah korban yang sejati tetapi sekaligus imam besar yang menjalankan ritual hari Pendamaian. Lewat karyaNya kita memperoleh keselamatan. Barangsiapa telah menerima karya Kristus, haruslah mengingat bahwa yang terpenting adalah mempersembahkan kebaikan sebagai ‘korban’ atau respon atas keselamatan dan bukan sibuk dengan ritual yang bertujuan mendapatkan keselamatan.


Maka marilah kita berbuat baik. Ritual-ritual dan peribadahan kita memang penting, tapi yang tidak kalah penting adalah mempersembahkan hidup kita menjadi sarana kebaikan Allah. Itulah ibadah kita yang sejati, demikianlah kata Rasul Paulus.

#TimVitji GKJJoglo#

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page