top of page

BUNTET


Alat-alat seperti pipa air, jalan, got, talang, saluran pembuangan, slang bensin, radiator, usus, pembuluh darah, dan banyak alat-alat yang punya fungsi untuk mengolah dan menyalurkan sesuatu yang penting, sangat membutuhkan kelancaran. Kalau sampai mampet atau buntet, maka : banjir, macet, sakit, dsb. akan segera terjadi. Kemampuan untuk mengalirkan apa-apa dengan lancar memang amat dibutuhkan kalau mau hidup sehat.



Hal yang sama berlaku bagi kehidupan rohani kita. Kita membutuhkan pikiran, perasaan, iman, yang mampu memproses segala sesuatu yang terus menerus datang setiap hari dan membutuhkan proses-proses dan aliran-aliran yang lancar. Persoalan yang berat dan rumit, yang banyak dan bertubi-tubi, tidak terselesaikan, akan menyumbat pikiran, perasaan dan iman kita sehingga hidup kita mengalami banyak masalah dan menjadi “buntet”, buntu, mampet.


Mengapa hal itu terjadi? Mungkin ada banyak penyebabnya, salah satunya adalah karena pikiran dan perasaan kita, atau iman kita terlalu sempit, atau tersendat, atau sedang mengalami persoalan sehingga tidak bisa bekerja dan mengalir dengan normal. Pada tingkat tertentu mungkin Cuma tersendat atau tidak lancar, tetapi pada tahap yang lebih lanjut bahkan bisa menjadi macet, buntet. Ketegangan menjadi amat tinggi dan mbladag, dan tidak tertampung. Persoalan lain adalah kecewa, kepahitan, rasa kehilangan yang sangat, atau ketiadaan harapan. Dalam keadaan seperti itu orang cenderung berjalan tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa keyakinan, dan juga tanpa gairah.


Saul pernah mengalami hal itu, sampai ia pergi ke petenung dan akhir-nya bunuh diri. Daud juga pernah mengalami hal yang serupa sehingga ia berpura-pura atau malah hampir-hampir menjadi gila (I Sam.22 : 12 - 15). Dalam Mazm. 34 Daud mengajarkan bagaimana ia dapat lepas dari stress beratnya. Ia mengalami perlindungan Allah, karena ia mengarahkan pandangannya tertuju kepada Allah. Petrus dan kawan-kawannya sesudah kematian Yesus,-- juga mengalami hal serupa. Mereka kembali kepada kehidupan yang lama : menjala ikan. Namun semalam suntuk mereka tidak mendapatkan apa-apa. Nol besar. Frustrasi dan kosong.


Kita sering hanya memandang diri sendiri, sehingga hidup kita jadi “buntet”, atau kita juga sering minta tolong kepada pihak-pihak yang sebenarnya bukan penolong yang benar. Kita malah secara tidak sadar sering melakukan sesuatu yang justru memacetkan hidup kita sendiri. Mencari solusi yang bahkan menambah parah masalah.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page