top of page

KASIH yang “HABIS-HABISAN”


Kehidupan yang kita jalani adalah kehidupan yang Tuhan Yesus anugerahkan dengan pengorbanan yang amat mahal. Seberapa dan bagaimana kita menghargai dan mewujudkan harga hidup pemberian Tuhan itu?


Xavier adalah seorang missionaris terkenal asal Spanyol yang hidup antara th.1506 – 1552. Di Indonesia kita mengenal banyak nama orang Katolik yang memakai namanya : Fransiscus Xaverius. Missionaris ini terkenal dengan julukan “pejuang salib”. Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri ordo Societas Jesus atau Jesuit, yang sering disingkat dengan SJ.


Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1537 dan kemudian melayani di Roma selama 3 tahun. Ketika diminta melakukan pelayanan sebagai missionaris, ia berangkat ke Goa di India sebagai bagian dari jajahan Portugis pada tahun 1540. Ia melayani kaum Paravas, sebuah komunitas nelayan mutiara yang miskin selama 3 tahun. Ketika terbuka penginjilan bagi semenanjung Malaya (sekarang Malaysia), maka ia berpindah ke Malaya pada tahun 1543. Beberapa tahun ia bekerja sebagai missionaris di Malaya, sampai akhirnya terbuka pelayanan di Jepang, dan ia berangkat ke Jepang pada tahun 1549.


Di Jepang Xavier bekerja selama 2 tahun dan berhasil mendirikan 5 komunitas Kristen yang masing-masing beranggotakan sekitar 2000 orang. Dalam pelayanan di Jepang ia tertarik untuk lebih “masuk” lagi, yaitu ke daratan Cina. Maka ia mencari jalur untuk membuka pelayanan di China melalui Macao. Saat itu ia terserang demam tinggi dan meninggal di kepulauan Sancian dekat Macau.


Karena keberanian dan ketekunan serta keteladanannya banyak pihak menginginkan bagain dari tubuhnya ketika ia meninggal. Seorang pengikutnya, seorang perempuan menyimpan jari kakinya. Lengan bawahnya dibawa ke kantor pusat Jesuit. Sisa lengan lainnya dipotong menjadi 3 bagian dan masing-masing dibagikan ke kampus-kampus Jesuit di Malaka, Cochin dan Macau. Semua bagian itu diawetkan dan disimpan menjadi kenangan atas pelayanannya. Salah satu potongannya kini masih tersimpan di Gereja Saint Francis Xavier di Macau. Sebagian besar tubuh Xavier dikuburkan di Goa, India, meski tanpa isi perut. Isi perutnya dibagikan ke seluruh penjuru dunia. Semua komunitas pengagumnya ingin memilikinya meski hanya dengan menyimpan sebagian potongan tubuhnya.


Mengapa banyak orang begitu menghormatinya? Karena orang ini punya dorongan semangat yang tidak kenal lelah untuk mengasihi dan melayani Kristus, kesederhanaan, tapi juga kesetiaan dan keberaniannya. Selama hidupnya Xavier telah membaptis sekitar 30.000 orang. Begitulah ia memberi harga hidupnya, sebagai hidup yang diberikan oleh Kristus Penebusnya.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page