top of page

TOLONG… IMANKU JATUH !


Banyak orang kadang-kadang mengalami persoalan dalam perjalanan hidupnya, dari yang sepele sampai yang gawat. Namun dalam hal seperti itu banyak orang tidak memiliki kepedulian apalagi perhatian untuk berhenti sebentar, memperbaiki diri, dan berjalan lagi dengan lebih baik.


Ada seorang anak kecil murid sekolah Minggu yang sangat menikmati dan merasakan benar sukacita dalam pelajaran-pelajaran yang diterima dari para pengasuhnya. Suatu hari guru sekolah Minggunya memberinya kartu bergambar yang indah, yang bertuliskan “Iman Di Dalam TUHAN”. Kartu itu menjadi alat peraga pelajaran hari itu, yang mengajarkan bagaimana seseorang harus tetap berada di dalam Kristus, melalui perumpamaan Pokok Anggur Yang Benar. Begitu mendalamnya pelajaran itu dan kartu bergambar itu begitu menyukakan hatinya.


Ketika pulang dan naik bus,…sial, kartu itu terlepas dan jatuh ke jalan lewat jendela. Anak kecil itu berteriak keras sambil minta kepada pak sopir : “Bapak, berhenti, berhenti! Saya kehilangan “Iman Di Dalam TUHAN”. Berhenti! Tolong ambilkan kembali iman saya yang terlepas!”. Sopir bis yang baik hati dan amat peduli kepada anak-anak itu segera menghentikan bisnya, meski dengan bingung, ia ingin menolong dan memahami apa persoalan penumpang kecilnya. Usut punya usut, ia tahu bahwa kartu bergambarnya jatuh. Dengan amat simpatik sopir bis itu turun dan mengambil kartu itu dan memberikannya dengan sukacita kepada penumpang kecilnya.


Peristiwa itu menjadi pokok pembicaraan singkat tapi amat mendalam. Seorang penumpang berkomentar: “diberkatilah bocah kecil ini, yang berhati tulus dan murni, yang mengagetkan kita dengan teriakannya “Berhenti dulu. Tolong ambilkan imanku yang jatuh” Ia tidak mau meneruskan perjalanan ini tanpa iman”. Ini pengajaran yang sangat cocok untuk kita. Dengan nada dan ungkapan yang amat sungguh-sungguh, sopir bis itu memberikan “renungan” kepada para penumpangnya; “Ya, saya amat terkesan hari ini. Kita sering tidak peduli apakah iman kita bermasalah atau tidak, dan kita terus berjalan tanpa iman. Mari kita benahi kehidupan kita yang bermasalah, agar ketika kita melanjutkan perjalanan, kita menjadi lebih baik”


Para penumpang berkaca-kaca mendapat renungan yang sangat baik dari pak sopir bis itu. Tiga menit mereka berhenti di pinggir jalan, dan bis kembali berjalan dengan suasana yang amat indah. Seorang penumpang bertanya kepada pak sopir bis : ”Bagaimana bapak bisa memberi renungan begitu baik kepada kami para penumpang?” Dengan tenang sopir bis itu menjawab sambil menyetir bisnya: ”Saya pernah menjadi anggota Majelis Gereja 6 tahun berturut-turut, tetapi baru siang ini saya berkesempatan melayankan sebuah renungan singkat…”


Hehehe… sebelumnya nggak pernah. Nggak bisa.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page