top of page

“Hidup dalam Roh”


Roma 8:12-25


Viktor Frankl, seorang neurolog dan psikiater asal Austria yang selamat dari korban Holocaust menuliskan pengalamannya ketika ia berada di kamp konsentrasi. Ia mengatakan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk memilih suatu respons setiap kali ia menerima stimulus dari luar. Di antara stimulus dan respons terdapat sebuah jeda. Di dalam jeda itu, kita punya kekuatan untuk memilih respons. Keberhasilan seseorang dalam bertindak dengan tepat adalah ketika ia mampu memanfaatkan jeda yang hanya sebentar itu untuk menyadari apa yang terjadi dan menganalisanya, lalu menentukan pilihan untuk merespons stimulus itu. Dengan memanfaatkan jeda sebaik-baiknya, setidaknya tindakan-tindakan yang diambil merupakan tindakan yang dilakukan melalui pemikiran dan dengan kesadaran.


Pergumulan dalam waktu jeda itu juga diungkap oleh Paulus dalam pasal 7 Surat Roma. Secara jujur, Paulus mengakui bahwa seringkali akal budinya mengetahui apa yang harus dilakukan, namun daging justru mengikuti keinginan dosa. Refleksi atas pengalaman hidupnya itu ia sampaikan dalam pasal 8. Ia mendorong pembaca untuk memiliki kesadaran ketika bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran akan identitas diri merupakan hal yang sangat penting. Paulus menandaskan bahwa pengikut Kristus adalah orang-orang yang semestinya hidup di bawah pimpinan Roh. Pengikuti Kristus bukan lagi orang yang dikuasai oleh dosa. Pengikut Kristus adalah orang-orang yang telah ditebus oleh Kristus, maka semestinya hidup di bawah kuasa Kristus dan dipimpin oleh Roh Kristus.

Bagaimanakah dengan kita? Paulus begitu jujur mengakui pengalaman hidupnya dalam berjuang untuk hidup di bawah kuasa Roh. Hidup di dalam Roh adalah sebuah perjuangan terus menerus bagi kita. Marilah kita memanfaatkan waktu ‘jeda’ setiap kali kita diperhadapkan pada situasi-situasi konkret dalam hidup kita, supaya kita dapat mengambil setiap keputusan hidup dengan lebih bijak.

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page