top of page

HIDUP DALAM ROH AMARAH


Orang bisa marah oleh karena berbagai sebab khusus seperti : tersinggung, diperlakukan tidak adil, dilecehkan, kecewa, dsb. Tapi sadarkah Anda bahwa sebenarnya di dalam hidup sehari-hari ada faktor-faktor umum yang dapat membuat orang potensial menjadi marah? Faktor itu menjadi semakin menggejala ketika kondisi-kondisi hidup, usia dan kesehatan juga mulai menjadi faktor.



Beberapa hal yang secara umum dapat merangsang dan mengkondisikan orang untuk “siap” atau “matang” marah antara lain :


  • Kurangnya penghargaan di rumah, tempat kerja atau pergaulan, sehingga orang merasa tidak diterima dengan baik atau mendapat perlakuan buruk dari lingkungannya.

  • Kekecewaan-kekecewaan beruntun dan tak dapat segera disingkirkan

  • Pekerjaan atau karier yang terganggu atau terhambat.

  • Penghasilan atau kebutuhan hidup yang kurang terpenuhi.

  • Anak-anak yang memberontak, atau orang tua yang menekan.

  • Kegagalan-kegagalan pribadi yang tak terselesaikan dengan baik. Bakat yang tak dikembangkan.

  • Jadwal yang penuh dan kelelahan lahir-batin.

  • Tuntutan dari lingkungan keluarga, pekerjaan, masyarakat yang berlebihan.


Kondisi-kondisi itu, kalau dialami dalam waktu tertentu dan orang tidak mempunyai kemampuan untuk mengelola emosi, tidak terdampingi, tidak punya saluran komunikasi yang memadai dan ketahanan iman yang baik, dipastikan akan mengidap “penyakit kemarahan yang matang”. Kadang-kadang hanya dibutuhkan satu faktor pemicu yang kecil untuk meledakkan kemarahan yang besar.


Kadang-kadang kemarahan itu sendiri mungkin tidak keluar dalam bentuk “meledak” tetapi juga dapat keluar dalam bentuk “mengalir”. Wujudnya antara lain : Bersikap dingin, apatis, kurang kasih, atau sebaliknya agresif, penggunaan kata-kata yang terlalu kritis dan kadang-kadang tajam dan kasar, suka menyakiti orang lain meski tidak jelas alasannya, tampak menderita kepahitan hidup yang mendalam, pembenci, dan kebekuan rohani.


Hanya kematangan rohani dan pribadi yang memampukan orang untuk tidak sampai mengidap penyakit-penyakit itu. Atau meskipun orang dilingkungi kondisi-kondisi itu, tapi ia mampu mengelola hidupnya untuk tidak terbelenggu dalam penyakit itu. Kemarahan adalah emosi yang berbahaya dan merusak hidup kita sendiri. Daud, seorang yang juga mengalami pergumulan-pergumulan yang amat memungkinkan jatuh dalam kemarahan demi kemarahan, menulis : “Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan” (Mzm. 37:8).

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page