top of page

Seperti Kirbat yang Diasapi


Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan. Berapa lagi hari-hari hamba-Mu ini? Bilakah Engkau menghukum orang-orang yang mengejar aku? (‭‭Mazmur‬ 119:83-84)


Kirbat adalah kantung minum (biasanya untuk mewadahi anggur) yang terbuat dari kulit. Kirbat yang diasapi akan menjadi kering dan demikian mudah retak serta tidak berguna lagi. Demikianlah pemazmur menggambarkan situasi yang dialaminya. Ia terhimpit oleh desakan para musuhnya yang mendesak, mengejar, dan mengancam keberadaannya.


Namun pemazmur tidak kehilangan iman dan semangatnya. Di tengah situasi sulit tersebut ia tetap mengandalkan Tuhan. Seruan demi seruan disampaikan kepada Allah karena pemazmur sadar bahwa hanya Tuhan sajalah sumber pertolongan manusia. Kesetiaan Tuhan kepada umatNya dibuktikan pada firmanNya yang tetap dan melintasi segala zaman. Dengan demikian bagi pemazmur bersandar teguh pada firmanNya adalah satu-satunya sumber kekuatan manusia dalam menghadapi tantangan. Ketaatan pada firman yang menandai seseorang sebagai milik Tuhan yang berharga. Saudara yang terkasih pernahkah kita berada pada titik seperti yang dirasakan oleh pemazmur? Berada dalam tantangan hidup tiada henti bahkan seolah-olah segala sesuatu telah hancur dan berakhir. Seperti kirbat yang diasapi, bila merujuk pada refleksi sang pemazmur. Maka milikilah dinamika iman yang hidup sebagaimana dituturkan serta dihayati pemazmur dalam perikop ini. Ia menunjukkan keteguhan untuk meminta pertolongan Allah yang dibarengi dengan keteguhan untuk bersandar penuh pada firmanNya. Janganlah menyerah! #TimVitji GKJJoglo#

Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page