Sejarah GKJ Joglo (5)
Pada tanggal 26 Desember 1989 dalam kondisi gedung yang setengah jadi warga GKJ Jakarta wilayah Grogol dan Pejompongan mengadakan perayaan Natal. Kemudian kebaktian berikutnya di gedung yang baru itu dilaksanakan pada hari Minggu, 15 April 1990 bersamaan dengan dilayankan sidi dan baptis yang dilayankan oleh Pdt. Roesman Moeljodwiatmoko. Secara keseluruhan gedung gereja Joglo dapat diselesaikan pada tanggal 1 Oktober 1990. Kebaktian sulung sekaligus peresmian gedung gereja sebagai tempat ibadah bagi warga GKJ Jakarta Wilayah Barat dilangsungkan pada tanggal 1 Oktober 1990.
Dengan diresmikannya gedung baru, semangat untuk mandiri semakin kuat. GKJ Jakarta wilayah Grogol dan pejompongan yang kini bernama wilayah Joglo A dan Joglo B siap untuk ditinjau dan dimandirikan. Berdasarkan surat Majelis GKJ Jakarta Wilayah Joglo A dan Joglo B nomor: 010/GKJJ/WJAB/VII/91, tanggal 30 Juli 1991, perihal: penggabungan Wilayah Joglo A dan B, maka dalam rapat pleno Majelis GKJ Jakarta pada tanggal: 09 Agustus 1991 disetujui penggabungan Wilayah Joglo A dan B menjadi satu wilayah dengan nama GKJ Jakarta Wilayah Joglo. Segala bentuk kepengurusan termasuk di dalamnya kemajelisan serta komisipun turut menyesuaikan perubahan tersebut.
Adapun pada saat itu GKJ Jakarta Wilayah Joglo dibagi dalam lima sub wilayah yang pembagiannya adalah sebagai berikut:
Sub wilayah 1: Kelompok Pejompongan, Karet Tengsin, Tomang, Tomang Raya, Petamburan.
Sub wilayah 2: Kelompok Tomang Barat, Slipi, Palmerah, Kebon Jeruk.
Sub wilayah 3: Kelompok Rempoa, Ciledug, Petukangan, Joglo, Meruya.
Sub wilayah 4: Kelompok Grogol, Jelambar, Mangga besar.
Sub wilayah 5: Kelompok Cengkareng, dan Tangerang.
Sejak tanggal 9 Agustus 1991, kegiatan wilayah Joglo dengan sub wilayah seperti tersebut di atas berjalan dengan didampingi pendeta parokial Pdt. Dr. Kadarmanto Hardjowasito Th.M bersama-sama dengan anggota Majelis Wilayah Joglo berusaha menjalankan tugas persekutuan, kesaksian dan pelayanan yang tapis.
Penyatuan kedua wilayah tersebut ternyata berlangsung cukup singkat, karena tepatnya tanggal 12 April 1992 khususnya bagi warga jemaat GKJ Jakarta Wilayah Joglo Sub Wilayah 4 diadakan tambahan tempat kebaktian baru di gedung SMP Negeri 89, Tanjung Duren 4. Akhirnya pada sidang pleno Majelis GKJ Jakarta tanggal 12 Maret 1993 warga sub wilayah 4 dan sebagian Sub Wilayah 5 kembali statusnya sebagai wilayah penuh dengan nama GKJ Jakarta wilayah Grogol mulai tanggal 1 April 1993. Perubahan ini berdampak pada pembagian sub-wilayah GKJ Jakarta wilayah Joglo yang harus dipikirkan ulang. Sub-wilayah 4 yang tadinya terdiri dari Grogol, Jelambar, dan Mangga Besar kini ditempati oleh Joglo dan Meruya. Perubahan terakhir inilah yang digunakan di GKJ Joglo hingga sekarang, dengan perubahan perubahan minor menyesuaikan kondisi yang ada.