top of page

Gusti Allah Boten Nate Sare


Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya.

Yesaya 40 : 28


Ungkapan judul ini merupakan cara pandang hidup atau filosofi masyarakat Jawa, menjadi lebih populer karena pernah dikutip Ahok dalam pledoi pembelaannya di pengadilan tahun 2017.


Cara pandang ini mungkin banyak yang tidak memahami atau sudah melupakan hakikatnya. Kita mungkin memahaminya sekadar soal keadilan dan pembalasan dari Tuhan. Tidak melulu itu. Masyarakat Jawa sering menjadikannya simbol optimisme, keyakinan dan kepasrahan. ungkapan ini sebagai pegangan hidup untuk tetap semangat, beriman dan tidak mengeluh.


Di tengah pandemi dan bencana alam dewasa ini wajar jika muncul tekanan kepada jiwa dan kegelisahan di dalam diri kita. Rasa cemas, galau, khawatir dan takut membayangi kita yang bisa membawa kita ke tepi jurang pesimisme.


Betulkah Tuhan tidak pearnah tidur?

Nabi Yesaya menjawabnya dalam Yesaya 40: 28. Tuhan memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. (Yesaya 40:29)


Pasrah dalam filosofi Jawa itu berserah kepada Gusti Allah dalam doa dan pengharapan. "... tetapi orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Ayat 31)


Marilah bergandengan tangan dan berdoa dan mengucap syukur dalam segala hal.🙏


Kategori
Recent Posts
Archive
bottom of page